Pages

Subscribe:

Rabu, 22 April 2009

YOSEPH OROKAI IKIKITARO, Pr MEMBUAT SEJARAH BARU BAGI SUKU KAMORO


TIMIKA – Pentahbisan imam Diakon Yoseph Orokai Ikikitaro dan Diakon Samuel Ohoiledjaan resmi menjadi imam (Pastor), minggu 19/4) setelah ditahbiskan oleh Uskup John Philip Saklil, Pr.

Perarakan dimulai dari halaman SMP St. Bernardus Timika, menuju Gereja Ka tedral Tiga Raja. Tarian adat Suku Kamoro, Amungme, Key dan Mee tampil memeriahkan jalannya pentahbisan kedua imam, bersama pakaian adat masing-masing. Pemberian sakramen imamat tersebut disaksikan oleh 21 pastor, para suster, bruder dan ribuan umat katolik ditimika. Jalan Yossudarso yang terletak di depan Gereja Tiga Raja macet total dari pukul 08.00 hingga pukul 16.20 dialihkan melewati jalan Mambruk.


Dalam acara pentahbisan ini, ekaristi yang berlangsung dipimpi oleh Uskup Mgr. John Philip Saklil, Pr. Dalam khotbahnya Uskup John Philip mengatakan umat keuskupan timika kini mendapat berkat, dengan ditahbiskannya dua imam baru. Keduanya menyatakan kesanggupan hidup membiara pada saat doa litani berlangsung sambil badam mereka tengkurap. Pada saat itu pun lagu Datanglah Roh Kudus dilantunkan oleh paduan suara. Dua orang muda ini menyatakan hidupnya sebagai imam untuk melajutkan tiga misi Kristus yaitu: Imam, Raja dan Nabi

Tepat pada ulang tahun keuskupan timika yang ke-5, telah hadir dua orang imam yang mana mereka adalah merupakan anak sulung dari keuskupan Timika. Sehingga ini adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi umat katolik pada umumnya dan terkhusus bagi umat di Keuskupan Timika.

Stola dan kasula bagi kedua imam diantar dengan tarian oleh suku kamoro bersama tarian adatnya. Uskup Mgr. John Philip Saklil dan Orang tua masing-masing imam membantu mengenakan stola dan kasula di badan kedua imam. Saat pengenaan tersebut umat meneteskan air mata, karena bangga akan putra daerah menjadi imam di daerahnya.

Br. Yan Sjerps, Ofm, yang pernah menjadi Pembina Ssrama dan Guru di SMP YPPK Moanemani menjadi orang tua bagi P. Yoseph Orokai. Ia (P. Yoseph, red) dikarenakan, Yosep Orokai menyelesaikan SD dan SMP di Moanemani. Ketika acara pentahbisan dan misa selesai warga suku Mee mengangkat Pastor Yosep dan waita di halaman gereja. Dalam sela-sela acara seorang alumni Surabaya (Yanuarius Adii) mengomentari tentang jalannya acara, yakni; acaranya bagus namun setiingan acaranya kurang mantap, itu karena panitia penyelenggara belum setting acaranya dengan baik. Akibat dari itu umat menjadi bingung karena usai pentahbisan beberapa acara yang berlangsung dalam waktu yang bersamaan. (Egeidaby)

0 komentar:

Posting Komentar