Pages

Subscribe:

Rabu, 14 Juli 2010

Puisi Untuk Ibu Tercinta


Ketika kerinduan menyapa
Ketika sedang tertidur lelap
Ketika hidup tak menentu
Ketika hati sedang bertanya-tanya

Engkau membangunkan dengan deringan telpon
Engkau membuka pembicaraan dengan kata “Amoye”
Engkau menyapa dengan suara yang lembut
Engkau menasehatiku
Engkau mengatakan bahwa saya juga selalu merindukanmu



IBU……
Tujuh bulan lamanya belum pernah kudengarkan lembutnya suaramu
Bagiku waktu yang paling lama
Rasanya hari ini berbeda dengan hari-hari biasanya
Bersama rekahnya mentari pagi
Kerinduan berubah menjadi senyuman
Kekhawatiran berubah menjadi kebahagiaan
Kesunyian berubah menjadi canda

Rasanya begitu banyak hal yang ingin IBU sampaikan
Begitu pun sebaliknya dengan anakmu ini
Namun, kita menyadari dengan berjalannya waktu
Pulsa sedang dan terus naik seiring berjalannya waktu itu pula

IBU………
Dihari yang engkau menyapa
Dengan air mata di pipi kucoretkan sebuah puisi ini
Walau lautan luas memisahkan kita
Aku menyadari IBUpun sedang merasakan getaran hati anakmu ini

Aku sangat berterima kasih padamu IBU
Engkau mengandungku selama Sembilan bulan
Engkau mempertaruhkan nyawa saat aku dilahirkan
Engkau membuat aku melihat indahnya dunia ini
Engkau menyusui aku dengan penuh kasih sayang
Juga hingga kini engkau masih memberikan kasih sayang
Semuanya kurasakan dengan apa yang engkau lakukan terhadap anakmu ini

IBU…..
Berkat DOAMU yang selalu terucap dari mulutmu
Tuhan selalu memberikan kesehatan yang baik kepadaku
Kuharap IBUpun demikian
Disaat aku berdoa nama Mu selalu terucap
Agar IBU diberikan kesehatan yang baik dan umur yang panjang pula

Noukai PEKAMADI…..
Aku merindukan nasehatmu yang lebih banyak lagi
Besok lusa kita akan berjumpa dan bercerita banyak hal tentang hidup….

Ide Umina Noukai Pekei Adama
Ugatameya Bidaidaiga, Meepoyame Okaikida Wagi Woya Nako Wookaniitagi


[Kota Gudeg, 14 Juli 2010]