tag:blogger.com,1999:blog-46356940891094245252024-03-09T03:41:01.774+07:00MEEDETAIDA YOKAAMeedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.comBlogger37125tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-47669761505774680902011-05-19T20:02:00.001+07:002011-05-19T20:04:58.228+07:00TIDAK MENCAIRKAN DANA UNJIAN, SEKOLAH DASAR SE- KABUPATEN DOGIYAI MOGOK BELAJAR-MENGAJAR<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/-qa8YaumeSx0/TdUVW1eJioI/AAAAAAAAAqo/prgg7t2PJWQ/s1600/054044p.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 298px; height: 225px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-qa8YaumeSx0/TdUVW1eJioI/AAAAAAAAAqo/prgg7t2PJWQ/s320/054044p.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5608412393014659714" border="0" /></a><br />Hari ini (19/5) di Dogiyai guru-guru mogok mengajar, hal ini diakibatkan karena pemerintah tidak mencairkan dana Ujian yang diselenggarakan beberapa waktu yang lalu. Dari beberapa sumber (guru,red) yang berhasil dihubungi dikatakan seluruh sekolah yang ada di kabupaten Dogiyai mulai dari Sukikai sampai dengan Ugapuga mogok mengajar. Mogok belajar-mengajar ini adalah atas himbauan dari ketua PGRI Kabupaten Dogiyai Yustinus Agapa. Dikatakan beberapa waktu ke depan mogok belajar-mengajar ini akan berlanjut hingga pemerintah dalam hal ini Dikbudpora Kabupaten Dogiyai mengambil suatu kesepakatan dengan guru-guru. <span class="fullpost"><br /><br />Anehnya Ujian Nasional yang diselenggarakan beberapa waktu adalah tanpa alokasi dana dari pemerintah setempat. oleh karenanya guru-guru SD yang ada di Dogiyai menunggu sampai tuntutan mereka direalisasi. Tuntutan tersebut pemerintah memberikan siswa/peserta ujian sebesar Rp. 400.000,-/siswa. Jika hal ini tidak direalisasi oleh pemerintah maka Kepala Sekolah dari setiap SD yang ada di Kabupaten Dogiyai akan memberikan kunci sekolah kepada Dinas Pendidikan. Dikatakan hal ini adalah kesepakatan setiap kepala sekolah yang berhasil diputuskan di SD YPPK Moanemani (17/5) lalu.<br /><br />Hal ini dibantah oleh Kepala Dikbudpora kabupaten Dogiyai Drs. Andreas Yobee, M.Hum., bahwa dana untuk ujian nasional sudah kami cairkan, namun guru-guru tidak mengerti dengan semua yang disampaikan. “kami sudah cairkan dana sebesar Rp. 570.100.000,- dari pos nondik, sebenarnya dana untuk ujian ini digunakan oleh dana otsus, namun karena masih belum disahkan sehingga kami gunakan dana nondik, itupun dipijam dan pos lain dan akan ditutup lagi setelah dana otsus disahkan, kata Andreas Yobee. Guru-guru malah minta tambah karena mereka kira dinas menghabiskan dana untuk ujian, saya kira guru-guru menjelekkan dinas Pendidikan, lanjutnya.<br /><br />Ketua Lembaga Pendidikan Papua, Longginus Pekei, S.Pd., menyayangkan kejadian ini, karena hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah, mogok mengajar yang terjadi ini wajar karena merupakan kelalaian dinas pendidikan setempat dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan terjadi dan yang jelas akibatnya akan berdampak pada siswa nanti. Ia mengambil contoh pada jumlah kelulusan di Kabupaten Nabire pada tahun ini, di SMA Adhi Luhur 8 orang tidak lulus dan 7 orang diantaranya berasal dari suku Mee, juga jumlah kelulusan SMA lain yang ada di Nabire adalah yang terbanyak berasal dari suku Mee. Kabupaten Dogiyai adalah tempat dimana berasalnya suku Mee, sehingga diharapakan pemerintah perlu mengevaluasi kembali pola belajar-mengajar yang tepat dengan guru-guru. Tidak dicairkannya dana ujian dan kesejahteraan guru tidak diperhatikan itu memang benar, namun guru-guru juga perlu sadar terhadap dampak yang akan terjadi jika mogok belajar-mengajar ini berlarut sampai memakan waktu yang cukup lama. Jelasnya. Siswa yang akan menjadi korban dari semua ini. karena untuk memajukan suatu daerah pendidikanlah yang menjadi tolak ukurnya.<br /><br />Sementara itu, salah satu guru honorer yang sedang mengabdi juga membenarkan kejadian ini, pemerintah seakan-akan tidak menghargai dengan perjuangan kami, sudah tiga tahun kami masih belum mendapatkankan honor, namun kami masih menjalankan tugas kami sebagai guru honor, karena kami mencintai adik-adik kami. Kata Esebius Anouw. Hal ini diperkuat lagi oleh salah satu kepala sekolah bahwa semua guru honor yang ada di kabupaten Dogiyai masih belum mendapatkan keringat mereka, beberapa orang memang sempat mendapatkan honor tapi itupun dijawab setelah melakukan aksi.<br /><br />Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap bangsa di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita ketahui bahwa suatu Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan. Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidik harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Maka tentunya peningkatan mutu pendidikan juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa. <span style="font-style: italic;">(Egeidaby)</span><br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-64638332979509647232010-12-24T13:35:00.003+07:002010-12-24T13:40:02.622+07:00MENCARI MAKNA DIBALIK PEMBERIAN KADO NATAL<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/TRQ_oftDUUI/AAAAAAAAAqM/N_YvfwI6R3k/s1600/SDC13399.JPG"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 229px; height: 320px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/TRQ_oftDUUI/AAAAAAAAAqM/N_YvfwI6R3k/s320/SDC13399.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5554134205392441666" border="0" /></a><br />Kita semua sudah tahu seperti apa kado itu, kado atau hadiah adalah suatu benda yang diberikan dan diterima seseorang pada hari-hari tertentu, seperti saat merayakan hari ulang tahun, <span style="font-style: italic;">Valentine day</span>, atau juga disaat merayakan Natal. Mungkin diantara kita ada yang pernah menjadi pelaku antara memberi dan menerima dari kado itu sendiri. memberi atau menerima kado itu bagi beberapa orang merupakan hal yang biasa dilakukan, namun ada juga yang belum pernah sama sekali dan asing bagi mereka.<span class="fullpost"><br /></span><br /><span class="fullpost">Menerima kado natal bagi pribadi saya merupakan sesuatu yang asing dan belum pernah saya dapatkan oleh kerabat saya pada saat merayakan Natal-Natal sebelumnya. Sebuah sejarah baru dalam hidup saya dibuat oleh adik saya Yerino Madai yang saya kenal 6 bulan yang lalu di kota Yogyakarta. Ia anak yang lucu dan punya semangat yang luar biasa. Ketika Ia megeluarkan satu kata selalu saja diikuti dengan tertawa, gigi putihnya yang teratur dengan rapi selalu terlihat dengan jelas disaat Ia tertawa. Hal inilah yang saya katakan, dia anak yang lucu dan terkadang Ia hadir sebagai sang pem</span><span class="fullpost">beri semangat kepada kawan-kawannya.</span><br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />Hari itu tanggal 23 Desember 2010, hari dimana anggota Wissel Meren Raya melaksanakan ibadah Natal dalam rangka menyambut sang Penyelamat umat manusia datang ke dunia. Sejak pukul 17.00, semua anggota Wissel Meren Raya ataupun para undangan dan simpatisan terlihat berdatangan. Dengan berjalannya waktu, jumlah anggota yang mau ikut ibadah semakin </span><span class="fullpost">bertambah jumlahnya. Hingga pukul 19.00 lebih sedikit ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Naftali Simson, SH., M. Th., pun dimulai. Dalam firman yang dibawahkannya Ia [Pendeta Naftali; Red.] berbicara banyak hal, namun dalam pembicaraannya lebih dititik beratkan pada, “Yesus datang ke dunia membawa keselamatan kekal bagi umat manusia”. Hal ini tidak jauh dari tema yang dipilih panitia perayaan Natal Wissel Meren Raya Yogyakarta “ Melalui Kelahiran Yesus Kristus Kami Diselamatkan. (Mat. 1; 12). Ibadah perayaan Natal Wissel Meren Yogyakarta yang di adakan di Wisma Imanuel berjalan dengan sangat meriah dan dalam rasa kekelurgaan yang sangat erat.<br /><br /></span><br /><span class="fullpost"><br />Ibadah sudah berlalu, ketika memasuki pada sesi pemberian kado, <span style="font-style: italic;">Master Of Ceremony</span> [MC] Yosepina Youw atau sering disapanya Mbak. Santi, memanggil peserta/anggota yang membawa kado Natal untuk memberikan kepada masing-masing kerabat yang mereka sayangi. Sekitar 7 orang yang membawa kado berdiri dan maju ke depan. Salah satu diantaranya adalah Yarino Madai. Pemberian kado dimulai dari arah kiri, patokan umat/anggota duduk. Pemberian </span><span class="fullpost">kadopun dimulai, masing-masing memanggil orang yang mereka sayangi untuk maju ke depan menerima kado yang telah disiapkan. Kini giliran Yerino yang terkenal lucu ini memanggil orang yang ia sayangi. Saya yang saat itu berada diluar gedung dimana ibadah Natal itu dilangsungkan, nama Agus Dogomo terdengar dipanggilnya, dalam samar-samar suara yang tidak begitu terdengar dengan jelas nama saya pun dipanggilnya. Pada saat itu saya hanya mengira hanya salah dengar, ternyata benar nama saya kembali dipanggil, lalu saya melangkah maju untuk menerima kado natal yang sudah disiapkan Yerino. Langkah demi langkah saya maju dan sempat muncul dibenak saya; mengapa orang yang Ia sayangi salah satunya jatuh pada saya, sementara saya baru mengenalnya kira-kira 6 bulan? Apalagi saya merasa belum pernah memberikan sesuatu yang berharga buatnya. Sampai saat ini pertanyaan ini masih terus bertanya dan terus bertanya untuk mencari jawaban yang pasti.<br /></span><br /><span class="fullpost"><br /><br />Sampailah saya di depan untuk menerima kado Natal tersebut, saya dengan Agus berdiri sejajar sementara Yeri maju satu langkah untuk memberikan kado. Ia memberikan seberkas kertas yang dilipat dengan rapi kepada Agus, kemudian memberikan sebuah bolpen berwarna hitam kepada saya. Kami dua [Saya dengan Agus] menjabat tangan secara bergantian untuk ucapan terima kasih, lalu kami kembali ke tempat duduk.</span><br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />Banyak pertanyaan yang muncul dibenak saya, kenapa adik ganteng ini memberikan saya sebuah bolpen? Apa makna yang tersimpan dibalik kado natal ini? Memang jika lihat dengan kasat mata, sebuah bolpen. Sebuah benda namun tersimpan pesan tersembunyi dibalik bolpen yang Ia berikan, sayapun tidak tahu ada pesan apa di balik bolpen ini? Yang jelas bahwa pesan tersembunyi tersebut hanyalah Yerino dan Ugatame yang mengetahuinya. Entahlah apa yang muncul di benak adik Agus Dogomo setelah menerima kado natal yang diberikan adiknya.</span><br /><span class="fullpost"><br /><br /><br /><span style="font-style: italic;">Saya hanya berharap semoga saya bisa menemukan makna yang tersembunyi dibalik pemberiankado Natal [bolpen] ini dalam waktu dekat…… dan melakukan sesuatu, sesuai dengan pesan yang tersembunyi dibalik pemberian kado Natal tersebut……..!!</span><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/TRQ_39J2laI/AAAAAAAAAqU/Br7G3BxV03A/s1600/SDC13515.JPG"><img style="cursor: pointer; width: 140px; height: 187px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/TRQ_39J2laI/AAAAAAAAAqU/Br7G3BxV03A/s320/SDC13515.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5554134470995908002" border="0" /></a><br /><span class="fullpost"><br /><br />Terima Kasih Adik Ganteng [Yerino Madai] dan juga kepada seluruh panitia perayaan Natal Wissel Meren Raya Yogyakarta yang dengan susah payah menyiapkan segalanya untuk terselenggaranya Ibadah ini………Semoga Damai Natal selalu menyertai dalam hidup kita ke depan……..!! <span style="font-style: italic;">[Egeidaby]<span style="font-weight: bold;"></span></span><br /><br /><br /><br />Selamat Natal 25 Desember 2010 dan Selamat Menyongsong Tahun Baru 1 Januari 2010…..<br /><br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-42746966739878322672010-12-21T01:06:00.000+07:002010-12-21T01:06:20.362+07:00Benarkah IA Maria Ibu Yesus?<div style="text-align: center;"><b><i>Sebuah Refleksi Untuk Kita Semua</i></b></div><br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/TQ-a_k5J-AI/AAAAAAAAAqE/AmqtfmqHn34/s1600/110909_1824_mariabundaa2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://4.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/TQ-a_k5J-AI/AAAAAAAAAqE/AmqtfmqHn34/s200/110909_1824_mariabundaa2.jpg" width="200" /></a>YOGYAKARTA— Terjadi sesuatu peristiwa yang membuat Mahasiswa Wissel Meren Raya Bertanya-tanya. Kejadian ini terjadi 6 hari menjelang Natal, tepatnya pada tanggal 19 Desember 2010. Natal merupakan peristiwa kelahiran sang juru selamat yang jatuh pada tanggal 25 Desember setiap tahun yang dirayakan oleh kaum Nasrani seluruh dunia. Tentunya menjelang Natal setiap umat kristiani memersiapkan segalanya untuk menyambut sang Penebus dosa yang menjelma dan hadir dalam rupa anak manusia.<br />
<span class="fullpost"> <br />
Untuk menyambut Natal ini, Pelajar dan Mahasiswa Wissel Meren Raya di Yogyakarta yang tergabung dalam 5 Kabupaten diantaranya Kabupaten Paniai, Nabire, Dogiyai, Deiyai dan Intan Jaya mencari dana untuk merayakan Natal. Salah satu pencarian dana yang dilakukan adalah dengan bermain volley setiap sorenya. <br />
<br />
Hari itu, kira-kira lewat 5 menit atau lebih dari pukul 06.00, seorang perempuan muda berciri orang barat “bule” muncul dari arah utara tempat dimana lapangan volley berada. Perlu diketahui bahwa arah utara, dan barat tertutup rapat dengan tembok yang diperkirakan tingginya mencapai 5 meter, sementara arah timur sawah [tanaman padi] warga setempat, pintu keluar dan masuk hanya terletak bagian selatan. Bermain volley sudah dihentikan dan kini semua duduk di lapangan sepak bola yang tak jauh dari lapangan volley tempat dimana pencarian dana itu biasanya dilakukan. Semua anggota Wissel Meren Raya duduk dengan tenang untuk membicarakan persiapan keberangkatan Natal bersama [Jawa-Bali] tahun 2010 di Bogor. Saat inilah kejadian itu terjadi dan disaksikan oleh semua orang yang hadir saat itu. Seorang perempuan “bule” hamil tua yang muncul dari arah utara tersebut menghampiri mereka sambil tangan yang satu memegang perutnya yang menandakan tak lama lagi bayi yang dikandungnya akan segera dilahirkan. IA bertanya; dengan berbahasa Indonesia yang lancar, seakan IA sudah hidup lama di Indonesia, <i>“di sini jalan keluarnya sebelah mana?” </i>membuka pembicaraan. Lalu dengan spontan salah seorang diantara mereka Yosepina Youw berkata <i>“sebelah situ tidak ada jalan keluar, tertutup dengan tembok dan jalan keluarnya arah selatan”</i>, setelah berterima kasih, IA pun beranjak pergi meninggalkan mereka. <br />
<br />
Seusai mereka ditinggalkan “bule” berhamil tua, seperti biasanya cari gara antara satu sama lain pun dimulai, entahlah apa yang saat itu muncul di benak semua anggota Wissel, sehingga seakan semua terhanyut dalam alam cari gara antara satu sama lainnya. Yosepina, Sonny Deto, Agus Deto, dan Isak yang bertandang ke kamar rasta [kos saya] menceritakan hal yang sama. Ketika IA berjalan pandangannya terkadang melihat ke arah mereka yang sedang membicarakan persiapan itu, sementara cara jalannya tidak seperti sebelum yang memegang perutnya yang hamil, namun berjalan seperti orang yang tidak hamil. Hingga sekitar 45 meter pandangan mata tak sampai, mungkin disebabkan juga karena hari semakin gelap, lalu IA pun menghilang.<br />
<br />
Pembicaraan mereka pun usai, disela-sela pulang berlajalan kaki menuju tempat parkiran motor, barulah hati bertanya-tanya dengan kejadian yang terjadi sebelumnya. Ada yang mengatakan, kenapa dalam keadaan hamil IA berjalan sendiri tanpa didampingi pasangannya? Ada pula yang bertanya arah utara tertutup dengan tembok, lalu bagaimana bisa IA muncul dari arah utara dari lapangan volley berada? Ada juga yang bertanya, IA masih muda dan keadaannya hamil, mengapa bisa jalan pada hari yang semakin gelap? Lainnya bertanya, mengapa ketika jalan pandangan mata terkadang melihat ke belakang [ke arah mereka]?. Bagaimana, mengapa dan kenapa, terus menghantui saat pulang setiap orang, hingga sampai ke tempat tinggal masing-masing anggota Wissel Meren, mungkin juga saat berita ini dipublikasikan pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui mereka. [Egeidaby]<br />
<i><br />
NB: sebenarnya saya tidak ingin mempublikasikan kejadian ini, tapi saya merasa tidak salah juga jika hal ini diketahui oleh semua orang, bahwa IA menguji iman kita melalui banyak cara. </i><br />
<br />
SELAMAT MENYAMBUT NATAL, 25 DESEMBER 2010 DAN SELAMAT MENYONGSONG TAHUN BARU, 1 JANUARI 2011………!! <br />
<br />
Semoga Kita <i>Menjadi</i> Manusia yang Baru Pada Tahun Baru, 2011…. !!<br />
<br />
<br />
</span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-4382119097835028602010-07-14T19:46:00.004+07:002010-07-14T19:57:20.777+07:00Puisi Untuk Ibu Tercinta<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/TD2zeGnF7TI/AAAAAAAAApo/iMdEKbWjr9k/s1600/mam.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 231px; height: 222px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/TD2zeGnF7TI/AAAAAAAAApo/iMdEKbWjr9k/s320/mam.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5493744450213899570" border="0" /></a><br />Ketika kerinduan menyapa<br />Ketika sedang tertidur lelap<br />Ketika hidup tak menentu<br />Ketika hati sedang bertanya-tanya<br /><br />Engkau membangunkan dengan deringan telpon<br />Engkau membuka pembicaraan dengan kata “Amoye”<br />Engkau menyapa dengan suara yang lembut<br />Engkau menasehatiku<br />Engkau mengatakan bahwa saya juga selalu merindukanmu<span class="fullpost"><br /><br /><br /><br />IBU……<br />Tujuh bulan lamanya belum pernah kudengarkan lembutnya suaramu<br />Bagiku waktu yang paling lama<br />Rasanya hari ini berbeda dengan hari-hari biasanya<br />Bersama rekahnya mentari pagi<br />Kerinduan berubah menjadi senyuman<br />Kekhawatiran berubah menjadi kebahagiaan<br />Kesunyian berubah menjadi canda<br /><br />Rasanya begitu banyak hal yang ingin IBU sampaikan<br />Begitu pun sebaliknya dengan anakmu ini<br />Namun, kita menyadari dengan berjalannya waktu<br />Pulsa sedang dan terus naik seiring berjalannya waktu itu pula<br /><br />IBU………<br />Dihari yang engkau menyapa<br />Dengan air mata di pipi kucoretkan sebuah puisi ini<br />Walau lautan luas memisahkan kita<br />Aku menyadari IBUpun sedang merasakan getaran hati anakmu ini<br /><br />Aku sangat berterima kasih padamu IBU<br />Engkau mengandungku selama Sembilan bulan<br />Engkau mempertaruhkan nyawa saat aku dilahirkan<br />Engkau membuat aku melihat indahnya dunia ini<br />Engkau menyusui aku dengan penuh kasih sayang<br />Juga hingga kini engkau masih memberikan kasih sayang<br />Semuanya kurasakan dengan apa yang engkau lakukan terhadap anakmu ini<br /><br />IBU…..<br />Berkat DOAMU yang selalu terucap dari mulutmu<br />Tuhan selalu memberikan kesehatan yang baik kepadaku<br />Kuharap IBUpun demikian<br />Disaat aku berdoa nama Mu selalu terucap<br />Agar IBU diberikan kesehatan yang baik dan umur yang panjang pula<br /><br />Noukai PEKAMADI…..<br />Aku merindukan nasehatmu yang lebih banyak lagi<br />Besok lusa kita akan berjumpa dan bercerita banyak hal tentang hidup….<br /><br />Ide Umina Noukai Pekei Adama<br />Ugatameya Bidaidaiga, Meepoyame Okaikida Wagi Woya Nako Wookaniitagi<br /><br /><br />[Kota Gudeg, 14 Juli 2010]<br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-39692425105349902692010-07-05T09:20:00.002+07:002010-07-05T09:26:54.085+07:00Sepak Bola, Candu Dunia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/TDFCxrWGqwI/AAAAAAAAApc/4eyeuUiIZZA/s1600/2010.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/TDFCxrWGqwI/AAAAAAAAApc/4eyeuUiIZZA/s320/2010.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490242841957804802" border="0" /></a><br />Piala Dunia di Afrika Selatan 2010 sedang menarik perhatian masyarakat di seluruh dunia, piala dunia yang biasa digelar 4 tahun sekali ini menyita energi bola manisak. Tetapi pernahkah kita berpikir darimana asal permainan ini dan mengapa sampai mengglobal?<br />Asal muasal sejarah munculnya olahraga sepak bola masih mengundang perdebatan. Beberapa dokumen menjelaskan bahwa sepak bola lahir sejak masa Romawi, sebagian lagi menjelaskan sepak bola berasal dari tiongkok. FIFA sebagai badan sepak bola dunia secara resmi menyatakan bahwa sepak bola lahir dari daratan Cina yaitu berawal dari permainan masyarakat Cina abad ke-2 sampai dengan ke-3 SM. Olah raga ini saat itu dikenal dengan sebutan “tsu chu “. Tsu chu merupakan latihan bagi prajurit untuk mempererat kerja sama dan kewaspadaan. Dua tim bertarung di lapangan segiempat dan sasarannya ialah memasukkan bola kulit ke sebuah ‘gawang’ berbentuk seperti sebuah gerbang dengan dekorasi yang rumit.<br /><span class="fullpost"><br />Demam Piala Dunia sedang menjangkiti orang-orang di seluruh dunia. Hajatan akbar itu tidak semata-mata urusan pertandingan. Sepak bola setiap dari tim setiap Negara di dunia ingin mempersembahkan yang terbaik buat Negaranya masing-masing. Pastilah masing-masing dari kita menjagokan salah satu Negara yang pantas menjuarai piala dunia tahun ini. Hal ini sangat terlihat sekali bagaimana mendukung tim kesayangan pada jaringan social facebook. Cara pandang kita dalam mendukung tim kesayangan pastilah berbeda-beda, perbedaan ini mungkin karena salah satu dari pemain idola kita berada atau berasal dari Negara yang kita jagokan. Dan banyak pandangan, namun yang jelas alasan dari kita menjagokan tim itu pasti berbeda.<br />Babak pengisian group dan 16 dan 8 besar telah usai dan kini sedang memperebutkan tiket untuk masuk ke perempat final. Para pemain dan pelatih dari setiap tim berusaha memberikan yang terbaik dalam mencari dan mengharumkan nama baik untuk asal negaranya. Setiap tim memunyai keinginan yang besar untuk memenangkan setiap laga yang dilalui. Sayangnya, dalam setiap pertandingan pastilah ada yang menang dan ada pula yang kalah. Yang menang merasa puas atas kemenagan yang mereka raih, dan yang mengalami kekalahan merasa kecewa atau sesalkan dengan kekalahan yang mereka terima. Walau demikian menang ataupun yang kalah sama-sama berusaha untuk menampilkan yang terbaik dalam mencari kemenangan setiap laga yang dilalui tersebut.<br />Negara-negara yang mengalami kekalahan pada babak pengisian group, 16 besar dan pada 8 besar telah gulung tikar dan pulang ke Negara masing-masing. Anehnya beberapa Negara yang pantas untuk masuk ke perempat final tepaksa angkat kaki pulang ke negara masing-masing dengan kecewa, Negara-negara tersebut adalah Inggris, Prancis, Italia, Pantai Gading, Ghana dan lainnya. Memang Negara-negara ini banyak orang memprediksikan akan masuk hinga perempat final, namun permainan di lapangan hijau berkata lain. Pastinya, negara yang diunggulkan tersebut dilihat dari materi pemain dan skill yang dimiliki setiap pemain mulai dari kiper sampai pada striker. Saya tahu dan andapun tahu kenapa sampai Negara-Negara ini bisa mengalami kekalahan.<br />Untuk menjawab yang satu ini, masing-masing dari kita bisa menilai setiap pertandingan di piala dunia sehingga kita bisa membedakan siapa yang pantas untuk disalahkan. mungkin juga akibat kesalahan pelatih dalam memasang formasi/strategi dalam permainan. Ataupun kondisi fisik pemain saat diturunkan untuk main tidak fit, kesalahan umpan di lapangan hijau dan banyak kesalahan yang kadang itu terjadi tiba-tida di lapangan hijau. Begitulah yang jelasnya pasti ada yang mengalahkan pelatih, juga ada yang mengatakan akibat kesalahan pemain di lapangan hijau.<br />Dari antara kita pasti berbeda akan tim yang difavoritkan. Yang jelas kita rela mengorbankan apa saja jika tim kesayangan kita main. Itulah sebuah kompetisi besar yang digelar saat ini yang membuat kita lupa akan segalanya demi mendukung tim atau Negara yang kita favoritkan. Memang benar hajatan kompetisi terbesar yang sedang digelar saat ini mampu menghipnotis masyarakat seluruh dunia untuk tidak melewatkan setiap laga pertandingan yang ditayangkan melalui media massa elektronik.<br />Jika kita bertemu teman/kerabat kita, mungkin pertanyaan seperti: kamu mendukung Negara mana dalam piala dunia tahun ini? Hal atau pertanyaan ini menjadi ramai kita dengarkan dimana dan kapan saja jika bertemu dengan kenalan kita. Dengan demikian kita mengetahui bahwa di setiap rumah, kost, kontrakan daln jenis tempat tinggal lainnya menyakksikan kompetisi besar ini ketika waktu penayangan dimulai.<br />Dengan hadirnya kompetisi ini, taruhan uang, pulsa dan lain sebagainya dalam setiap laga sangat terlihat jelas ketika dimulainya babak dalam memperebutkan tiket untuk masuk ke 8 besar. Sehari atau tidak lama sebelum pertandingan dimulai antara satu sama yang lainnya menanyakan tim yang dijagokan, jika tim yang dijagokan berbeda, maka kesepakan untuk taruhan pun dimulai. Untungnya taruhan yang dilakukan ini bukan taruhan nyawa…. Hehehee [bercanda], jarak menjadi salah satu tolak ukur untuk mengambil hasil kesepakatan dalam taruhan tersebut. Contohnya jika jarak antara kedua pihak dekat, mungkin kesepakatannya berupa uang, traktir makan ataupun yang lainnya. Begitupun sebaliknya, jika jarak kedua belah pihak jauh maka salah satu solusinya adalah mengirimkan pulsa kepada pihak yang mendukung dan meraih kemenangan dalam pertandingan itu, nominal pulsa sesuai kesepakatan kedua belah pihak.<br />Jenis taruhan seperti yang telah disebutkan di atas merupakan orang-orang seperti kita yang berasal dari ekonomi menegah ke bawah. Saya pun tidak tahu jenis taruhan apa yang dilakukan oleh mereka yang berasal dari ekonomi kelas atas. Kita bisa prediksikan saja sendiri, apa jenis taruhan yang cocok bagi mereka.<br />Dalam piala dunia Afrika Selatan 2010, empat tim/ Negara yang berhasil lolos dalah diantaranya: Uruguai, Belanda, Jerman dan Spanyol. Masing-masing, Uruguai Vs Belanda akan digelar tanggal 7 Juli 2010, pukul 01.30 WIB. Sedangkan Jerman Vs Spanyol pada tanggal 8 Juli 2010, pukul 01.30 WIB. Pertandingan final pada piala dunia 2010, digelar pada tanggal 11 juli 2010, pukul 01.30 WIB. Selamat mendukung tim favoritmu semoga menjadi yang terbaik diantara yang terbaik. [Egeidaby/Am~En]</span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-25722637991609995512010-04-28T18:44:00.003+07:002010-04-28T18:49:03.735+07:00Mari Rebut Kembali Pasar<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/S9ggJ-7ty6I/AAAAAAAAAlc/CSUgJCPP6Dw/s1600/3275244773_fd1de383cf.jpg111.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 206px; height: 320px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/S9ggJ-7ty6I/AAAAAAAAAlc/CSUgJCPP6Dw/s320/3275244773_fd1de383cf.jpg111.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5465153503698471842" border="0" /></a><br />Peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat Papua hingga sampai saat era modern ini perlu mendapat perhatian penuh. Selama ini orang Papua asli hanya menjadi penonton di negeri sendiri. Sementara mereka sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan hidup sejaterah dan makmur. Kalau kita mau jujur, amati dengan cermat mengenai kehidupan orang Papua asli di bidang ekonomi, mereka saat ini nyaris terasing di negeri mereka sendiri. Meskipun saat ini beberapa kota di Papua tidak berbeda dengan kota lain di Indonesia. Misalnya di Jayapura orang dengan mudah menemukan hotel berbintang, kawasan pertokoan yang berjejer-jejer di Kota Jayapura, kawasan Entrop, Hingga Abepura.<br /><br />Kalau jalan-jalan ke Pasar, di sana di padati pedagang. Namun mama-mama orang Papua asli sendiri tidak memiliki tempat yang layak dalam melalukan aktifitas dagang. Tokoh- Swalayan, Restoran siap saji, dan warung makan bertebarang dimanan-mana. Ironisnya, lebih sulit mencari orang asli Papua yang bekerja di sejumlah sentra perekonomian di Pasar. Mereka hanya berjualan kebutuhan sehari-hari. Mama-mama hanya berjualan sayuran, ubi (ipere:Wamena) dan pekerjaan itu tidak rutin dilakukan.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Matahari, mendung dan hujang diterima mereka. Sayur menjadi layu terkena mata hari dan bahkan kadang mereka menerimah resiko barang dagang di hancurkan Polpepe karena mereka jualan di tempat-tempat yang tidak diperbolehkan pemerintah. Tetapi bagi mereka sangat strategis. Lagi pula di pasar mereka tidak ada tempat yang layak, karena kalah bersaing. Di kebanyakan pasar tradisional, masih banyak terlihat orang asli Papua berjualan di los Pasar. Akan tetapi di pasar kaget, los pasar dipadati pendagang pendatang, sedangkan pedagang asli Papua pada umumnya berjualan di telaras pasar atau di emperan toko. (Baca : ekspedisi Kompas, 123). Jari tangan kita cukup untuk menghitung orang Papua Asli yang bekerja di satu toko, kios, warung makan, atau toko swala. Lebih sulit lagi menemukan orang asli Papua (mama Papua) yang memiliki usaha sekelas itu. Inilah sebuah tantangan dan perjuangan yang dihadapi masyarakat asli penduduk Papua.<br /><br />Ini adalah wajah cara bisnis mama penduduk asli di tanah Papua yang dikuasai penduduka pendatang. Menurut ekpedisi Kompas tagub 2007 lalu, dituliskan bahwa Warga bugis, Buton, dan Makasar lebih banyak bergiat di sektor perdagangan sedangkan warga Menado, Toraja, dan Jawa di birokrasi pemerintahan. Orang Papua sendiri amat mendominasi dalam nirolrasi dan formasi pegawai negeri sipil di Papua. Akan tetapi disektor perekonomian orang asli Papua tenggelam.<br /><br />Menurut Ketua Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Papua, Albert Rumbekwan “Ketidak berdayaan orang asli Papua disektor perekonomian mereupakan fenomenan yang terjadi saat ini di berbagai kota di Papua” Ia mencatat, di kawasan pertumbuhan dan kegiatan ekonomi di Papua seperti di Jayapura, Timika, Sorong, dan juga di Merauke – para pendatang mejadi aktor ekonomi yang dominan.<br /><br />Kalua melihat kehidupan sosial orang asli Papua mereka terdiri dari petani, peternak dan nelayan. Namun sampai saat ini di erah Otonomi yang sudah bergulir selama 8 tahun, hanya sedikit dapat dihitung dengan jadi mereka yang beternak, nelayan dan menjadi petani? Petani, nelayan dan peternak yang sukses di Papua pun kebanyakan adalah para pendangan.<br /><br />Disitulah, seharusnya menjadi titik perhatian pemerintah, dan lembaga swadaya serta Agama dan kita semua yang peduli. Memberikan dorongan, pencerahan dan skill serta modal untuk menghidupkan usaha kecil dari potensi luar biasa yang mereka miliki. Semua elemen di Papua yang di sebutkan di atas memiliki pekerjaan rumah yang berat. Pekerjaan itu adalah memformasi ekonomi kerakyatan yang sesuai dan cocok bagi pengembangan ekonomi masyarakat asli Papua. Menarik mereka terlibat secara langsung ataupun tidak tidak langsung berperan mengambil bagian untuk mengakat potensi ekonomi daerah. Menyadari hal ini maka kitanya menjadi penting untuk meningkatkan sisitem usaha atau bisnis yang dilakukan mama-mama Papua di pasar. Dengan harapan memberikan inspirasi yang menjadi kerja sama berbagai pihak untuk melawan keterasingan dan kemiskinan di negeri Papua yang kaya dan raya namun direbut orang asing.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">By. Papuans</span><br />Sumber: http://http://papuans.blogspot.com/</span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-23016752045750341472010-04-27T20:17:00.009+07:002010-04-27T20:36:24.266+07:00MUSIK DAN SARANA UNGKAPAN PERASAAN<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/S9bmM7UZC7I/AAAAAAAAAk4/zEuXllbsGyI/s1600/26312_116964244993857_100000408460236_193243_7729969_n.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 345px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/S9bmM7UZC7I/AAAAAAAAAk4/zEuXllbsGyI/s200/26312_116964244993857_100000408460236_193243_7729969_n.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5464808307616713650" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">By Egeidaby</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Engkau mestinya mengerti dan juga harus menyadari </span><br /><span style="font-style: italic;">di dalam hati kita selalu saja berbeda </span><br /><span style="font-style: italic;">mengapa samakan hatiku ini dengan hatimu </span><br /><span style="font-style: italic;">aku ini bukan pintu yang s’lalu kau buka kau tutup </span><br /><span style="font-style: italic;">aku ini manusia yang punya batas perasaan </span><br /><span style="font-style: italic;">bagimu dirimu bagiku diriku tetap berbeda</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Reff:</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Sering engkau pergi entah ke mana?</span><br /><span style="font-style: italic;">dan juga kau pergi pamit siapa?</span><br /><span style="font-style: italic;">sengaja kau buat aku kecewa </span><br /><span style="font-style: italic;">kau simpan luka kau simpan duka di rumah ini </span><br /><span style="font-style: italic;">setitik cinta yang aku harapkan, segudang duka yang engkau berikan </span><br /><span style="font-style: italic;">sumpah dan janjimu bukan jaminan </span><br /><span style="font-style: italic;">engkau yang dulu engkau yang kini tiada bedanya.</span><br /><br />Demikian terdengar sebagian dari lagu yang berjudul “Aku Bukan Pintu” yang di nyanyikan oleh Loela Drakel. Tulisan ini saya tulis buat MY BEST FRIEND yang mengharapkan cinta si DIA yang hingga kini masih belum berubah cinta kepadanya .<br /><br /><span class="fullpost"><br />Kita akan kupas dulu arti dari music itu sendiri , Apa arti dari musik itu? Musik adalah bunyi atau suara yang didengarkan oleh setiap individu dan memiliki makna dan pesan tertentu. Makna dan pesan yang disampaikan setiap lagu pasti berbeda-beda yang membedakan tersebut berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Dari bunyi atau suara yang didengarkan mengatakan sesuatu tentang sesuatu, sehingga musik berhadapan dengan makna dan pesan untuk diresapkan. Makna dan pesan tersebut bisa dipengaruhi oleh konteks saat manusia berkarya, baik itu tujuan, pendengar dan sebagainya. Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarkan maupun bagi pemusik yang menggubahnya.<br /><br />Musik mengandung kumpulan yang sistematis dan teratur dari berbagai komponen suara , irama, melodi, dan keselarasan , untuk dapat dilihat dan dinikmati. Musik melibatkan pengelolaan serta keterampilan dari materi artistik sehingga dapat menyajikan atau mengkomunikasikan suatu hal tertentu, gagasan, atau keadaan perasaan. Pencipta lagu menciptakan suatu lagu berdasarkan situasi yang sedang dialaminya. Jika saat situasinya sedih maka lagu yang diciptakannya sedih, pada saat situasi pencipta sedang merasa gembira atau bangga Ia akan menciptakan sebuah lagu</span><span class="fullpost"> dengan lirikan lagu yang bangga atau gembira gembira pula. Begitu juga jika lagunya ingin melukiskan suatu keadaan alam atau situasi suatu lokasi, maka Ia akan menyusun keadaan alam itu dari bait ke bait dalam suatu lirikan lagu. Sehingga pendengarnya pun seakan-akan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh si pencipta lagu saat menciptakan lagu tersebut.<br /><br />Judul yang saya kutip Musik dan Ungkapan Perasaan ini lebih berbicara tentang ungkapan perasaan cinta terhadap sesorang . Sebagai manusia normal pasti kita semua merasakan akan jatuh cinta kepada lawan jenis. Tidak salah juga jika kita jatuh cinta pada lawan jenis karena Tuhan menciptakan manusia (laki-laki dan perempuan) untuk saling mencintai antara satu sama lain dan akhirnya saling melengkapi guna meneruskan keturunan. Luapan atau ungkapan perasaan dari seseorang diantara kita semua pasti berbeda-beda, perbedaan ini disebabkan karena bakat yang kita miliki berbeda-beda. Pasti kita akan lakukan sesuai dengan apa yang merasa kita bisa, sepertii: melalui sebuah lagu, bertatap muka, dana lain sebagainya. Bagi sahabat saya ini menguingkapkan perasaannya melalui music. Memang dia punya bakat dalam hal ini, baginya salah satunya jalan untuk menenangkan hati lewat music melalui beberapa karya untuk menghibur diri dan bagi pendengar yang merasakan hal yang sama. </span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/S9bmddQzNoI/AAAAAAAAAlI/Nj32N1rdJLQ/s1600/iii.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 247px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/S9bmddQzNoI/AAAAAAAAAlI/Nj32N1rdJLQ/s320/iii.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5464808591606363778" border="0" /></a><br /><span class="fullpost"><br />Kecewa akan semua hal dalam perjalanan hidup mebuahkan beberapa lagu, lagu hasil ciptanya seperti; Cinta Bersemi, You’re My Sunshine Kodoya (Album Gaidap Star Voice), Apiwau-Amadii, Harapana dalam Penjara Cinta (Album Trio Gaidap Star Voice) yang akan segera keluar dalam waktu dekat (sementara tersedat karena masalah dana). Dari semua lagu yang diciptakan berangkat dari kisah cinta dengan si DIA yang jika saya sebutkan namanya Amadii (Anak bungsu perempuan dalam Suku Mee). Harapan dari semua lagu yang diciptakannya adalah untuk menghibur diri agar DIA merubah sikap dan memberikan setitik cinta yang diharapakannya, juga menghibur dalam mencari ketenangan jiwa bagi pendengar setia Trio Gaidap Star Voice yng merasakan hal yang sama.<br /><br />Sebenarnya saya tidak sudi untuk menuliskan hal ini, namun suara hati mengatakan apa salahnya jika catatan kecil ini menjadikan sebagai curhat dari derita yang dialami teman saya kepada kerabat sekalian. Memang sebagai teman baik sayapun ikut merasakan apa yang dirasakan kawan saya. Si DIA yang saya sebut Amadi tersebut kenal saat kami masih SMA, karena dia adalah teman se-angkatan kami di SMA Adhi luhur Nabire. Entalah saya juga tidak tahu awal proses cinta mereka, karena ruang kelas yang berbeda antara saya dan mereka berdua. Walau demikian menurut cerita dari teman saya berawal dari harapan yang diberikan oleh si DIA (Amadi). Harapan yang dihadirkan seiring janji yang diucapkannya menjadikan itu sebagai genggaman akan janjinya untuk abadi bersama selamanya. Kini waktu berkata lain, mungkin lautan luas yang memisahkan kami antara si Amadi dan kami ataukah karena masalah lain sehingga menjadikan itu sebagai alasan? Kamipun tak tahu….!!<br /><br />Waktu terus berjalan, hingga pada tahun 2009 lalu, kami melangsungkan pembicaraan melalui telpon seluler. Awalnya saya saya menelpon teman saya yang berada di sana (teman cewe) dan kami saya banyak menanyakan tentang hubungan dengan teman saya yang sedang mengharapkan cinyanya ini. Kata yang saya petik ketika pembicaraan kami berlangsung yaitu sekarang saya dengan orang lain dan jika hubungan kami putus mungkin saya akan kembali dengan teman kamu (kita). Mendengar perkataan itu saya banyak berbicara akan keadaan teman saya, namun apa boleh buat mungkin itu adalah keputusannya. Lalu jari sayapun mulain menari mencari nomor kontak kawan saya dan langsung saya sambungkan. Saya mengawali pembicaraan agar menyelesaikan masalah ini dengan baik dan ketika Amadi mengulangi pembicaran sebelumnya, Einaikeda memilih jalan untuk berdiam, saya mulai pancing agar dia juga berbicara tapi tak satu katapun yang dia keluarkan, tak tahan dengan keadaan ini hingga akhirnya saya memutuskan pembicaraan kami dengan mematikan HP.<br /><br />Ketika masuk pada tahun 2010 nomor kontak teman kami ini tidak aktif, mungkin dia tidak mau diganggu sama kami berdua. Saya pernah berkata: nogei, nomor tidak aktif dan mungkin dia sudah memutuskan dan memilih dia yang menjadiorang ketiga. Kalau begitu kenapa dia memberikan harapan yang pasti kata Einaikeda, dari kata ini berarti bahwa dia menaruh harapan besar kepadanya. Yo sudah kalo begitu, selagi kita masih bisa akan kita usahakan dengan akal sehat untuk kembalikan seperti masa lalu kalian kata saya.<br /><br />Awan hitam di hati yang sedang gelisah, tenggelam kedalam dekapannya sebelum mencapai langkah yang jauh. Harapan kami, waktu akan berbicara dan mengembalikan semuanya seperti sedia kala. Dan saat ini yang tersisa hanyalah mengapa, bagaimana dan kapan……??<br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-51776174528334339412010-04-22T23:23:00.003+07:002010-04-22T23:40:11.784+07:00Mencari Makna Kehidupan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/S9B7fCWefKI/AAAAAAAAAj4/-jNBgx7lTx4/s1600/images.jpeg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 126px; height: 192px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/S9B7fCWefKI/AAAAAAAAAj4/-jNBgx7lTx4/s320/images.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463002121137716386" border="0" /></a><br />Setiap orang akan berbeda dalam menyikapi berbagai gejolak hidupnya. Menyikapi hidup terkadang gampang-gampang susah. Gampang untuk bicara, susah untuk dijalankan. Adakalanya kita bisa berpikiran jernih sehingga semuanya nampak indah, dan adakalanya hati kita dalam keadaan gelap sehingga keluh kesah pun tak dapat dihindari. Keluh kesah dan ketenangan silih berganti menyelimuti perjalanan hidup kita. Dan semuanya sudah menjadi hukum Allah bahwa kehidupan ini memang selalu berputar dan berpasang-pasangan, yang menjadikannya sebagai ujian, pelajaran, cobaan dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir.<br />Manusia dengan perbedaan cara pandangnya, selalu menanti kehadiran masa-masa yang tenang sehingga bisa menjadikannya sebagai sebuah kebahagiaan yang dalam. Masa-masa yang tenang ini akan sangat berdampak pada penjernihan akal dan pikiran manusia. Tetapi tidak sedikit pula kita dapat merasakan ketenangan hati dengan tidak terpengaruh tempat dan waktu. Bagi mereka, suasana ramai maupun sepi, malam ataupun siang, semuanya sama karena sudah terpancar sinar ketenangan dalam hatinya. Sungguh beruntung orang yang seperti itu.<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />Aku semakin percaya bahwa memang benar Tuhan menyelamatkan semua orang yang meminta dengan sungguh-sungguh kepada-Nya. Saat itulah diri kita merasa sendirian kecuali Sang Ugatame yang selalu terjaga dan menemani kita. Saat itulah diri kita merasa bukanlah apa-apa, terlalu kecil diri kita dihadapan Tuhan tetapi akan menjadi mulia bila kita selalu bersandar pada-Nya. Ketenangan dan kedamaian hati terasa memuncak ketika menyadari bahwa DIAlah segalanya bagiku.<br />Segala kondisi adalah tantangan dan setiap masa adalah cobaan, namun di balik itu terdapat hikmah yang besar bagi mereka yang mencari-Nya dengan sungguh-sungguh. Berpikir untuk menjawab semua tantangan, berpikir untuk teguh dalam menghadapi cobaan. Namun bagiku 4 hari 3 malam adalah pengalaman yang berharga dalam mencari makna hidup bagi jiwa yang membutuhkan ketenangan. (Egeidaby)<br />http://maknahidup.blogdetik.com/2010/01/12/mencari-ketenangan-di-kesunyian-malam<br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-54295426162815404682010-04-03T12:52:00.003+07:002010-04-03T12:57:43.639+07:00KEMASAN IDE-IDE ANAK NEGERI UNTUK PILKADA DOGIYAI<span style="font-weight: bold;">Oleh Mateus Ch. Auwe</span><br /><br />Kabupaten Dogiyai secara resmi dimekarkan dari kabupaten induk Nabire dengan nomor 8 tahun 2008 tentang pembentukan kabupaten Dogiyai di Provinsi Papua. Pastinya pemekaran ini bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat Dogiyai. Walau demikian disaat pemekaran dalam proses banyak terjadi pro dan kontra antara masyarakat dengan dengan masyarakat maupun kaum itelektual dan lain sebagainya. Pada tanggal 28 Juni 2008 kabupaten Dogiyai secara resmi di mekarkan oleh menteri dalam negeri Mardianto atas nama presiden republik Indonesia di Nabire.<br /><br />Setelah dua tahun lamanya roda pemerintahan berjalan dengan status karateker, kini saatnya kabupaten ini sedang bersiap-siap untuk melakukan pemilihan kepala daerah (pilkada). Untuk merebut kursi nomor satu di kabupaten tersebut dengan berbagai macam cara. <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/S7bYf-B0aUI/AAAAAAAAAe4/9-BsH688sl0/s1600/dogi.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 280px; height: 189px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/S7bYf-B0aUI/AAAAAAAAAe4/9-BsH688sl0/s320/dogi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5455786042344106306" border="0" /></a><br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold;">Tim Seleksi KPUD dan KPUD</span><br />Melihat pilkada di kabupaten Dogiyai sebagai awal, maka diharap tim seleksi terpilih yang terbentuk berdasarkan SK, nomor I tahun 2010 tentang pembentukan KPUD Dogiyai, yang di keluarkan DPRD Dogiyai bulan februari 2010 lalu, agar merekrut anggota KPU dengan professional. Calon KPU yang akan mendaftar setidaknya harus memenuhi kriteria seleksi KPU yang telah ditetapkan secara nasional. Dalam proses seleksi, tim seleksi harus proaktif dalam melihat latar belakang berorganisasi calon KPU, intelektual serta memunyai kepekaan dalam memecahkan suatu masalah. Sehingga diharapkan nantinya KPU yang akan terpilih bisa bekerja secara professional. Sifat menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara berkesinambungan meski dibatasi masa jabatan tertentu. Sifat mandiri menegaskan KPU dalam pemilu, bebas dari pengaruh pihak manapun.<br /><br />Dalam pilkada KPU bukanlah penentu kemenangan, namun KPU hanya penyelenggara pilkada dan rakyatlah yang menentukan kemenangan atas pesta demokrasi itu. Sebagai penyelenggara Pilkada, KPU tetap berpegang pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, tanpa dipengaruhi atau diatur politikus tertentu untuk kepentingan sesaat dengan mengorbankan rakyat.<br /><span style="font-weight: bold;"><br />Pilkada: Menentukan Kehidupan Masyarakat Dogiyai 5 Tahun Ke Depan</span><br /><br />Dengan pilkada, diharapkan dapat dicapai akuntabilitas kepala daerah dan terciptanya pelayanan publik yang lebih baik. Good governance akan lebih cepat terwujud karena rakyat bisa terlibat langsung dalam proses pembuatan kebijakan. Pilkada merupakan bagian yang sangat penting agar dapat menjadikan transisi demokrasi sampai pada tujuan, yaitu demokrasi yang terkonsolidasi. Jika melihat pengalaman pilkada yang terjadi di daerah lain, Apakah politisi telah menerapkan cara-cara yang baik dalam meraih kekuasaan? Apakah mereka menahan diri untuk tidak melakukan money politics?<br />Apakah mereka menghindari perilaku curang?<br /><br />Tampaknya harapan untuk terciptanya demokrasi yang terkonsolidasi, akuntabilitas kepala daerah, pelayanan publik yang lebih baik, dan good governance masih jauh dari semuanya itu. Pilkada yang telah berlangsung terlihat amat kental dengan money politics. Para politisi terlihat dekat dengan cara-cara kotor tersebut.<br /><br />Dalam pilkada, yang sering terjadi para pemilik uang (kapitalis) menempatkan sumbangan untuk kampanye sebagai investasi yang nantinya akan memperoleh imbalan (Djani, 2004: 24). Maka tidak mengherankan jika berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan terpilih adalah untuk memenuhi kepentingan politik tersebut. Jangan heran jika para kepala daerah yang merupakan produk pilkada yang penuh persekongkolan penguasa dan pengusaha ini akan dengan ganas menghisap segala sumber daya yang ada di daerahnya untuk digunakan sebagai bayar utang kepada para kroni. Mereka akan membiarkan pembalakan hutan, perusahaan, dan perilaku jahat lainnya. Pendeknya, mereka tidak akan segan-segan mengorbankan kepentingan rakyat untuk memenuhi pemberian imbalan.<br /><br />Jika saya memakai istilah Immanuel Kant , para politisi kita lebih terlihat sebagai moralis politis daripada politisi moralis. Kant (1980: 37) mengatakan bahwa moralis politis adalah “one who forges a morality in such a way that it conforms to the statesman’s advantage”. Politisi yang bermental moralis politis ini selalu mereka-reka moralitas sedemikian rupa sehingga sesuai bagi keuntungan dirinya. Moralis politis ini melihat politik sebagai persoalan teknis, bagaimana mencapai kekuasaan dengan segala cara, menghalalkan segala cara. Sedangkan politisi moralis adalah politisi yang senantiasa memilih prinsip-prinsip kecerdikan bernegara sedemikian rupa sehingga sejalan dengan prinsip-prinsip moral. Kant (1980:37) mengatakan ”one who so chooses political principles that they are consistent with those of morality”. Politisi moralis melihat politik sebagai persoalan etis. Jadi, seorang politisi moralis tetap harus cerdik dalam melihat peluang politik, namun dia harus punya intensi moral.<br /><br />Sayang, para pelaku politik yang berlaga di pilkada adalah para moralis politis yang dalam melakukan langkah-langkah politiknya tidak lagi mengindahkan moral. Mereka bahkan mempermainkan nilai-nilai moral untuk keuntungan pribadinya. Bagi-bagi uang dan sembako menjelang pemilihan mereka katakan sebagai peduli pada orang miskin.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Konflik Dalam Pilkada</span><br /><br />Konflik saat pilkada sudah menjadi kebiasaan dalam pertarungan merebut kursi empuk itu. Di dalam pilkada, jarak antara pasangan calon dengan pendukungnya sangat dekat. Demikian juga jarak antara pendukung satu dengan lainnya. Konsekuensinya, emosi mereka menjadi lebih kuat dan karenanya lebih sulit dikendalikan jika masing-masing berusaha memaksakan diri sebagai pemenang alias tidak mau mengalah.<br /><br />Salah satu penyebab konflik dapat berkembang menjadi anarkis adalah jabatan kepala daerah sebagai pimpinan birokrasi di daerah menjanjikan keuntungan ekonomi dan politik yang besar bagi mereka yang memenangi kontes pilkada. Institusi birokrasi selama ini dipandang sebagai tempat amat strategis bagi para kepala daerah untuk membangun konsesi ekonomi-politik dan praktik-praktik KKN bernilai uang cukup besar bagi para aparatur daerah. Maka, tidak mengherankan apabila momentum pilkada disambut antusias para politisi, dengan para donatur di belakangnya yang berani mempertaruhkan jumlah uang cukup besar untuk memenangi pilkada. Ketika tidak terpilih, tidak mengherankan mereka akan mendorong massa pendukungnya melakukan protes yang menyulut konflik<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Peran Mahasiswa dalam Pilkada, Perlukah?</span><br /><br />Bagaimanapun juga, mahasiswa memiliki peran penting dalam mengawal proses demokrasi Pilkada. Paling tidak, terdapat beberapa alasan mendasar pentingnya peran mahasiswa dalam proses Pilkada. Pertama, sistem pemilihan Kepala Daerah sebagaimana di atur dalam UU 32/2004. Dalam konteks ini, mahasiswa memiliki peran penting untuk mengawasi kinerja KPUD. Baik dari tahap persiapan maupun tahap pelaksanaan Pilkada.<br /><br />Melalui Pilkada diharapkan dapat melahirkan Kepala Daerah dan WakilKepala Daerah baik, profesional, aspiratif dengan sebuah proses yang demokratis, jujur dan adil. Pilkada sangat ditentukan oleh performance KPUD sebagai institusi penyelenggara. Bila proses pilkada dinodai dengan berbagai macam suap, kolusi dan berbagai macam cara yang melibatkan KPUD dan mempengaruhi indepedennya, akan melahirkan pemerintahan daerah yang koruptif.<br /><br />Sangat penting bagi mahasiswa untuk meneliti dan menelusuri lebih jauh track record para calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Bila perlu mahasiswa dapat melakukan kampanye terbuka kepada masyarakat untuk tidak memilih para calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dinilai oleh mahasiswa sebagai kandidat yang “busuk”. Lebih jauh lagi, mahasiswa dapat membuat berbagai kriteria calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah versi mahasiswa. Setidaknya, ini merupakan peran nyata mahasiswa di daerah untuk memberikan penyadaran akan pentingnya seorang Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang aspiratif, profesional, bebas dari ‘KKN’ dan dipilih dalam suasana yang lebih demokratis.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Terpenting bagi Masyarakat…..</span><br /><br />Setiap masyarakat berkewajiban melakukan publikasi jejak rekam para kontestan pilkada serta mencermati cara kampanye mereka. Lihat saja cara seorang calon kepala daerah berkampanye, jika menghalalkan segala cara, dapat dipastikan orang tersebut hanya mengejar kepentingan pribadi berupa kekuasaan dan kekayaan. Dengan publikasi rinci setiap figur calon kepala daerah, masyarakat dapat menentukan pemimpin yang tidak memiliki hati nurani bagi masyarakat sipil.<br /><br />Terciptanya masyarakat sipil bukanlah mimpi yang kian pudar, melainkan sesuatu yang real. Realitasnya terletak pada pengejarannya. Meskipun tujuannya belum tercapai, kita tidak pernah mimpi karena dalam pengejaran ada sesuatu yang real. Terlepas dari alternatif evolusi atau revolusi yang dipilih dalam pengejaran itu, dengan mengupayakan terciptanya tatanan masyarakat sipil, berarti kita telah merealitaskan sesuatu yang sebelumnya tidak real.<br /><br />==== Semoga ====<br /><br />Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Teknologi Yogyakarta/<br />Ketua, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai (IPMADO) Se-Jawa dan Bali</span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-60690779407658939482010-01-18T18:55:00.003+07:002010-01-18T19:01:46.773+07:00Wajah Tigi Barat 4 Bulan di Tahun 2009<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/S1RM2C3op4I/AAAAAAAAAeY/kxKI3DzaaVE/s1600-h/8217_100416523310460_100000263381319_8711_7966211_n.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 240px; height: 320px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/S1RM2C3op4I/AAAAAAAAAeY/kxKI3DzaaVE/s320/8217_100416523310460_100000263381319_8711_7966211_n.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5428047942255159170" /></a><br /><br />Oleh Roy M. Adii <br /><br />Terhitung 16 September 2009 terbilang kabupaten Deiyai masih berumur jagung. Namun terkesan mengalami perubahan. Khususnya di wilayah Tigi Barat, berikut cacatan Roy Marthen Adii dalam sebuah perjalanan mengelilingi wilayah Tigi Barat belum lama ini.<br />Terkesan belum lama bapak menjabat sebagai kepala Distrik tigi Barat ?<br />Ia saya baru saja dilantik sejak tanggal 16 September 2009 diaula GKIIP Waghete. Saya kepala distrik yang pertama setelah Kabupaten Deiyai menjadi kabupaten tersendiri. Belum banyak yang kita lakukan akan tetapi dengan rasa memiliki terhadap rakyat dan daerah maka beberapa terobosan kita telah dilakukan. <br /><span style="font-weight:bold;"><br />Apa saja yang telah di lakukan selama 4 bulan di tahun 2009 ?</span><br /><br />Ia … sebenarnya tidak banyak sih.. tetapi biar sedikit dirasakan oleh masyarakat wilayah Tigi barat. Pertama adalah saya mengadakan pendekatan kepada berbagai kalangan yang ada di wilayah itu.<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />Terutama terkait pentingnya kehadiran pemerintah. Hal ini dilakukan dengan tujuan memahamkan peranan pemerintah terhadap perkembangan hidup rakyat. Selain itu setelah melihat sejumlah kendala yang dialami terutama dalam penyaluran beras miskin. Sebelum rakyat saya belum mendapatkan beras miskin selama 8 bulan maka saya mencari format baru maka solusi yang di tempuh adalah membagi wilayah penyaluran berdasarkan letak daerah. <br /><br />Misalnya wilayah kampong Gakokebo dan kampong Widimei mendapatkan beras di Gakokebo, sedangkan untuk 6 kampung wilayah debey di droping di balai kampong Piyakedimi, sementara 4 kampung Ayatei, diyai, Onago, dan Tenedagi secara swadaya kepala distrik telah membangun gudang di kampong Dedoutei dengan tujuan menampung beras miskin. <br />Persoalan yang sangat sulit diterselesaikan adalah beberapa hal namun beberapa itu pun sudah kami mulai membenahi <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Apa saja yang sulit di terselesaikan ?</span><br /><br />Banyak yang kita belum terselesaikan. Diantara pembangunan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi, peningkatan pendidikan, dan peningkatan ekonomi. Salah satu yang kami telah berupaya adalah merebut dana PPIP Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum pusat dan dibagikan kepada masyarakat yang sangat mengharapkan peningkatan infrastruktur dan jembatan yakni Kampung Tenedagi, kampong Onago, dan Gakokebo. Tetapi hanya dengan dana itu tidak cukup membangun dan masih mencari jalan keluar … diantara pembangunan ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia. <br /><span style="font-weight:bold;"><br />Apakah ada harapan untuk Membangun ekonomi dan pendidikan ?</span><br /><br />Ada harapan untuk memperbaiki dua aspek yang lain <br />Yang jelas ada, artinya melalui program yang diusulkan kepada pemerintah Kabupaten Deiyai tetapi yang jelas dalam kondisi status kabupaten yang baru dimekarkan belum bisa maksimal dalam menjawab semua usulan kita. Tetapi saya punya akal lain yakni mencari jalan keluar artinya membuat proposal ke sejumlah departemen yang ada di pusat ( Jakarta). Misalnya di departemen social, departemen pendidikan, dan departemen pekerjaan umum. Dan termasuk kepada menteri riset dan Tehnologi Jakarta. Dari semua proposal yang sudah diajukan sudah ada jawaban kini dalam tahap penyelesaian berkas kelengkapan. <br /><br />Dari Departemen mana saja yang telah berikan tanggapan atas Proposal ?<br />Tidak semua ada tanggapan tetapi syukur kepada Tuhan bahwa ada yang sudah menjawab, semisal dari Menteri Riset dan Tehnologi, departemen social, menteri pendidikan dan menteri ekonomi. <br /><br /><br />Kapan Realisasi beberapa proposal yang di ajukan itu ?<br />Diharapkan dalam tahun ini bisa direalisasikan. Sebab rakyat sedang mengharapkan perubahan-perubahan. Rakyat Indonesia yang ada di wilayah Tigi barat juga adalah bangsa Indonesia. Mereka ingin merubah pola hidup yang terkesan masih tertinggal dan terisolir dari perubahan jaman serta ingin setara dengan manusia-manusia lain di belahan bumi khususnya di Indonesia. <br /><span style="font-weight:bold;"><br />Lalu saya mendengar ada Motto pembangunan Distrik ?</span><br /><br />Ia.. Motto pembangunan yang saya canang pada tanggal 29 Desember 2009 saat penyampaian kesan dan pesan tahun 2010 dihadapan ribuan warga Tigi Barat adalah “ Membangun Bersama Rakyat “ berlandaskan Agama, Adat, Alam, dan pemerintah” (A3P).<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Mengapa memilih Motto demikian ?</span><br /><br />Saya memilih motto itu melalui suatu permenungan yang panjang. Adalah pengalaman membukti bahwa selama ini pemerintah memaksakan kehendak dalam membangun wilayah Papua. Masyarakat Papua sangat identik dengan nilai-nilai agama, adat dan alam. Jika kita menoleh kebelakang bahwa pemerintah datang hanya menyempurnakan hukum-hukum yang telah dianut oleh rakyat setempat. Oke… banyak persi muncul membangun Papua, tetapi menurut saya adalah tiga nilai itu mesti di perhatikan….(*****). <br />Inilah Wajah Kab. Deiyai <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Kantor Bupati Deiyai Sedang di Bangun</span><br /><br /><br />Senilai satu milyart empat ratus juta telah telah diserahkan kepada marga Mote pada tanggal 18 November 2009. Seluas 100 mX 500 M sudah serahkan kepada pemerintah. Saat penyerahan lokasi dan dana dilaksanakan secara ritual adat. Dikalah itu terlihat 95 tungguh api (tempat).<br />Saat penyerahan tanah adat diwarnai dengan ritual adat yang sangat sacral itu memiliki nilai yang luhur dalam pemenuhan hidup. <br />Bupati Deiyai Drs. Blasius Pakage, mengutarakan tanah yang di serahkan oleh marga Mote adalah merupakan suatu bukti keseriusan masyarakat Deiyai untuk menerima pemerintah. Atas penyerahan tanah itu pemerintah akan berkembangan.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Deiyai Pontesi Wisata </span><br /><br /> <br />Paniai secara kultur berdiam dilereng beberapa gunung yang memanjang di sejumlah kelerengan yang kerap dibatasi dengan Makatadi hingga di …. Di tengah itu didiami oleh suku bangsa Mee. Disanalah mereka mempertahankan eksistensinya sebagai suku bangsa Mee. Sejak tahun 1996 wilayah itu di mekarkan kabupaten Paniai, setelah Nabire di mekarkan dari Kabupaten Paniai. Tidak hanya kabupaten Paniai akan tetapi Kabupaten Puncak Jaya. <br /><br />Dalam konteks ini lebih akan membahas panorama Kabupaten Deiyai. Danau Tigi mempercantik panorama wilayah Deiyai yang indah pesona itu. Pulau Duwamo dan tanjung-tanjung yang membentang memberikan suatu keindahan dan menambah kekayaan dan menarik perhatian setiap orang melewati wilayah itu. Sungguh menggugah hati setiap pengunjung. (***)<br /><br /><br /><br /><br />Kepala Disrik Tigi Barat Dianugrahi <br />“Pemecah Tembok Perbedaan”<br /><br />Tanggal 29 merupakan hari yang berbahagia bagi 27 ribuh warga masyarakat Tigi Barat. Karena mereka merayakan Natal Oikumene yang pertama setelah kabupaten Deiyai menjadi kabupaten tersendiri. Banyak warga kaget setelah mendengar kata Natal “Oikumene” tapi itu itulah salah satu terobosan yang dilakukan Sosok Frans IGN Bobii kepala Distrik Tigi Barat. <br />Konsep pikiran kepala Distrik kelahiran 08 Agustus 1976 itu memiliki segudang pengalaman dalam berbagai kegiatan resmi maupun non resmi semasa di Nabire. Dia juga dibesarkan didunia pers, maka berbagai terik pikiran menjadi pengalaman dalam mewujudkan perubahan –perubahan di wilayah itu. <br />Terhitung tanggal 16 September 2009 umur pemimpin yang satu ini masih umur jagung namun berbagai upaya terus diperjuangkan. Salah satunya merancang konsep kegiatan Natal oikuemen. Hal itu berlangsung atas Motto pembangunan “Membangun Bersama Rakyat Berlandaskan Agama, Adat, Alam dan Pemerintah”. Maka untuk menanamkan nilai-nilai agama kepada masyarakat wlayah itu dan dalam kondisi ini kepala distrik sebagai mediator, dinamisator, dan fasilitator. <br />Berikut catatan media ini ketika mengikuti detik –detik pelaksanaan natal oikumene. <br />Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dibawah Thema Yesus Datang Untuk Menyatukan Perbedaan.thema itu terpampang di depan pintu yang di hiasi dengan pohon natal dan lampu klap-klip.tentunya dalam menyonsong hari pelaksanaan telah di laksanakan dua kegiatan yang melibatkan berbagai denominasi gereja di wilayah Tigi Barat. Setelah dibentuk panitia Natal Oikueme, Aten Edoway, S.Pak dipercayakan sebagai ketua Panitia. Oleh Panitia mengadakan dua kegiatan diantaranya Lomba Tarian Adat dan lomba Vokal groub pada tanggal 28 Desember dipusatkan di halaman Kantor Distrik Tigi Barat. <br />Sekitar pukul 09.00 wit para jemaat sudah memadati halaman Distrik untuk mengikuti natal Oikumene. Ketua Klasis Tigi Barat dan Tigi Utara serta Pastor Paroki sudah berada diada mendahului para jemaatnya.yang lebih menarik adalah dengan berbusana khas suku Mee warga 12 kampung wilayah itu datang dengan tarian adat masing-masing kampong. <br />Ada tujuan tertentu yang hendak dicapai oleh kepala Distrik yakni untuk menyatukan perbedaan pendapat yang selama terlihat di wilayah itu akibat persoalan Organisasi GKII dan GKIP. “tidan ada Allah Milik agama, GKII, GKIP, Katolik, Islam, Hindu dan Budha yang ada hanya satu Allah. Sehingga semua Umat kini sedang mencari Allah melalui masing –masing kepercayaan”urai Frans IGN Bobii dalam kesan Pesan Natal dihadapan ribuan jemaat. <br />Diakhir perayaan natal oikueme melalui tarian adat Gaupe menganugrahi kepala Distrik Tigi Barat Frans IGN Bobii, sebagai “ Pemecah Tembok Perbedaan”. Hal itu dilakukan oleh warga Masyarakat karena merasa disatukan melalui kegiatan-kegiatan yang selama ini dilakukan. Teristimewa telah menghilangkan sengketa pikiran yang muncul selama ini pasca masalah GKII dan GKIP. (****)<br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-19172716470054928892009-07-08T18:20:00.001+07:002009-07-08T18:21:56.120+07:00REKAYASA SEJARAH PAPUA BARAT<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/SlSBTzh55SI/AAAAAAAAAcY/PKp-uYx-owo/s1600-h/REVIEW+PEPERA+1969+FOR+WEST+PAPUANS.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 129px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/SlSBTzh55SI/AAAAAAAAAcY/PKp-uYx-owo/s200/REVIEW+PEPERA+1969+FOR+WEST+PAPUANS.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5356048034100274466" /></a><br />Ternyata benar kawan, bahwa sejarah orang Papua Barat itu penuh dengan rekayasa demi kepentingan politik Indonesia. saat ini Indonesia pasti bingung carii akal untuk mencari pembenaran atau untuk menjatuhkan hasil penelitian dari Penelitian Prof P.J. Drooglever tentang Pepera.<br />Empat tahun yang lalu Indonesia menjadi heboh, karena Pepera yang dilakukan tahun 1969, Menurut kesimpulan Prof P.J. Drooglever dalam Seminar “Act of Free Choice”, di Den Haag, 15 November 2005, waktu membedah buku berjudul “Daad van Vrije Keuze, de Papuans van Westelijk Nieuw Guinea, en de grenzen van het Zelfbeschichtings recht” (tindakan bebas memilih dari orang Papua di Nieuw Guinea Barat, dan batas-batas penentuan nasib sendiri) menyatakan, bahwa Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 adalah suatu “manipulasi sejarah”.<br />Kawan-kawan, kalau teruskan bacaannya ini ada dua konteks yang mendorong penelitian itu, pertama karena Kongres II Rakyat Papua, Mei 1999 mendesak perlunya pelurusan sejarah, karena rakyat Papua merasa jalan sejarahnya menuju kemerdekaan sebagai suatu bangsa, telah dibelokkan oleh kepentingan politik Jakarta. Kedua, tampilnya Gus Dur sebagai pemimpin Indonesia yang lebih demokratis.<span class="fullpost"><br /><br /><br />Drooglever menyebut Sekjen PBB waktu itu, U Thant, dalam laporan akhirnya kepada Majelis Umum PBB, tidak punya pilihan lain kecuali menyimpulkan Pepera 1969 itu adalah suatu penentuan pendapat rakyat. Jadi sebetulnya dalam Perjanjian New York 15 Agustus 1962 diputuskan suatu proses plebisit, tapi belakangan diubah menjadi the act of free permasalahan di lakukan dengan kekerasan choice, yakni hak untuk menentukan nasib Papua. Jelas sudah setingnya dirubah Indonesia. Ortiz Sans, yang ditugaskan PBB untuk mengawasi Pepera, meragukan the act of free choice atau Pepera itu bisa dilakukan oleh penguasa Indonesia. Artinya, apakah benar-benar sesuai dengan asas yang diakui oleh dunia internasional. Ortis Sans menyatakan proses itu bukan suatu act of free choice. Jadi dia mengambil jarak terhadap apa yang terjadi di Papua, dan sikap itu juga diambil oleh Sekjen PBB U Thant. Ini berarti pula ada keberatan yang serius darii masyarakat internasional.<br />Menurut, Drooglever, act of free choice adalah suatu peristiwa historis di abad modern ini, sebagaimana dialami oleh masyarakat di Papua, tatkala oleh kekuatan super power seperti Amerika Serikat, di era perang dingin 1962-1969, melakukan suatu konspirasi politik tingkat tinggi dengan Indonesia, untuk mengamankan rencana Jakarta, memenangkan act free choice bagi kepentingan Indonesia.<br />Masyarakat dunia kini dapat mendengar dan menyaksikan seorang mahaguru yang berhasil mengungkapkan sebuah kebenaran sejarah yang terkubur selama 43 tahun. Kebenaran itu kini tersingkap, betapa rakyat Papua terpaksa menelan pil pahit, karena janji untuk berdaulat sebagai negara yang merdeka telah berubah menjadi suatu tragedi kemanusiaan. Mengapa hal ini terjadi? Biasanya bangsa penjajah memandang rendah masyarakat asli. Drooglever mengungkapkan fakta di masa lalu, bahwa orang Papua dipandang lebih rendah oleh orang Ambon dan Kei. Dan sampai saat ini kita mungkin masih di pandang bodoh ini tidak benar, maka mari kita melawan stigmatisasi bodoh dan stig matisasi separatis yang terus dibangun Indonesia untuk melenyapkan kebenaran sejarah sang Bintang Kejora yang telah di kibarkan pada 1 Desember 1969. <br />Kawan, selama Orde Baru Rezim militer menguasai Indonesia. segala militer, termasuk dalam Proses Integrasi Papua Barat yang melalui berbagai operasi militer, juga pelaksanaan Pepera dilakukan dalam tekanan militer. Ketika itu Ortiz Sans melaporkan kepada Sudjarwo Tjondronegoro bahwa terjadi perlakuan yang tidak benar oleh petugas Indonesia, termasuk militernya, Tjondronegoro, sebagaii pengantara UNTEA dan Indonesia, menganggapnya pantas untuk ditanggapi. Niat untuk melakukan suatu act of free di Papua, secara sistematis dan berencana dialihkan ke suatu proses yang direkayasa oleh Jakarta, tentu dengan kekuatan militernya<br />Ortiz Sans tidak diperkenankan mengambil peran yang signifikan dalam proses persiapan maupun ketika diimplementasikan Pepera pada Juli-Agustus 1969. Drooglever mencatat semua saksi orang Papua, para wartawan luar negeri, para diplomat, khususnya para pengamat mancanegara, menyimpulkan apa yang terjadi dengan act free choice dalah tindakan yang memalukan. Tjondronegoro dipandang sebagai artistek yang cerdik dan tangkas memanfaatkan Pepera untuk kepentingan Indonesia. <br />(Hasil Penelitian Prof P.J. Drooglever)<br /><br /><br /><br /><br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-24735710855230161502009-06-10T08:26:00.002+07:002009-06-10T08:30:19.772+07:00Hidup Yang Tak Menentu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/Si8MmLrzLiI/AAAAAAAAAbo/U7HUG6cS2ww/s1600-h/e.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 156px; height: 200px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/Si8MmLrzLiI/AAAAAAAAAbo/U7HUG6cS2ww/s200/e.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345505132823129634" border="0" /></a><br />Di saat sekarang ini<br />ku hanya duduk dan termenung sendiri<br />mencari jawaban atas pertanyaan<br />untuk kesempurnaan kehidupan<br /><br />hanyalah sebatang rokok menemaniku<br />dalam hidup yang tak menentu<br />ku terkulai dan tak berdaya<br />hawa panas begitu sakit dan membakar<br />dalam setiap lamunanku<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />ketika ku beranjak pergi<br />dari kegalauan seorang pemberontak<br />kegelapan tetap menyelimuti<br /><br />walau tanpa penerangan ku coba tuk bertahan<br />dari segala pujian<br />semua yang ku punya hanya milik - Mu<br />diri ini mahluk yang tak punya apapun<br /><br />hanya iman yang lemah<br />setiap saat terus dan terus tidak akan menyerah<br />kembali ku di samping-Mu<br />tuk dapatkan kesucian dari segala kemunafikanmu<br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-50230568947728139012009-06-04T12:46:00.003+07:002009-06-04T12:52:41.079+07:002010, Gaji Guru Bakal Melebihi PNS Lain<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/SidguIXhH5I/AAAAAAAAAbg/Y2AdlppiF2w/s1600-h/cimg0071.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 145px; height: 200px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/SidguIXhH5I/AAAAAAAAAbg/Y2AdlppiF2w/s200/cimg0071.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5343345828534755218" border="0" /></a><br />JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa gaji pendidik, guru, dan dosen akan mengalami kenaikan hingga lebih dari 50 persen pada 2010.<br /><br />"Dengan adanya kenaikan anggaran pendidikan menjadi minimal 20 persen dari belanja negara, yang mendapat cukup banyak adalah para pendidik, guru, dan dosen," kata Menkeu di Gedung DPR Jakarta, Rabu (3/6).<span class="fullpost"><br /><br /><br />Menkeu menyebutkan, kenaikan gaji PNS dan anggota TNI/Polri pada 2010 hanya akan mencapai 15 persen, itu pun termasuk uang lauk pauk.<br /><br />"Khusus untuk pendidik, guru, dan dosen, kenaikannya akan lebih dari 50 persen dan akan dihitung berdasarkan golongannya," katanya.<br /><br />Menurut Menkeu, yang juga agak aneh adalah bahwa pemerintah melalui APBN juga harus membayar tunjangan profesi kepada pendidik, guru, dan dosen swasta. "APBN juga harus membayar tunjangan profesi guru dan dosen non-PNS asal mereka bersertifikat. Ini mengikuti ketentuan UU tentang pendidikan," katanya.<br /><br />akankah itu benar-benar terjadi.....?? kita tunggu saja....<br /><br />sumber berita: http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/06/04/09471267/2010.gaji.guru.bakal.melebihi.pns.lain,<br /><br />sumber gambar: http://smaterunabakti.files.wordpress.com/2009/05/cimg0071.jpg</span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-85391757155621235892009-05-22T12:05:00.002+07:002009-05-22T12:15:13.943+07:00Papua Dalam Bayang-Bayang Pelanggaran HAM<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/ShYzIC6iRRI/AAAAAAAAAVo/wiqNUTVj5Gg/s1600-h/2008-12-25_062731.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 129px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/ShYzIC6iRRI/AAAAAAAAAVo/wiqNUTVj5Gg/s200/2008-12-25_062731.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5338510621608658194" /></a><br />Hak asasi manusia merupakan hak dasar atau hak kodrat yang di bawah oleh setiap orang sejak lahir. Untuk itu hak-hak ini perlu di junjung tinggi dan di hormati oleh setiap orang.<br />Matius Murib, Ketua (KONTRAS) Papua kepada Jubi tahun lalu di Jayapura mengatakan para pelaku pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) ini berpotensi tapi mau bagaimana lagi, mereka masih terus dikorbankan. “Sekarang ada Undang-undang baru No. 18 tahun 2008 dan ini juga membuka ruang bagi perorangan untuk duduk di partai politik, itu juga merupakan hak politik seseorang hak asasi seseorang tidak boleh ditekan terus menerus harus beri ruang untuk mereka,”tutur Murib.<br />Menurut Murib kekerasan yang terjadi di Indonesia dan khususnya di Papua, sampai saat ini belum ada satu kasus pun yang diadili di peradilan Indonesia. “Kasus yang satu-satunya baru dibahas dan dibawa sampai ke pengadilan Makasar yaitu Kasus Abepura berdarah, 07 Desember tahun 2000, tetapi keputusannya sangat mengecewakan korban. Pelakunya dibebaskan, malah pangkatnya dinaikkan dan dihormati sebagai pahlawan yang berhasil membunuh musuhnya,” ujar Murib heran.<br />Korban pada saat itu khususnya orang Papua lanjut Murib tidak dilihat lagi sebagai manusia, tetapi hanya dilihat sebagai separatis musuh Negara yang harus dihabiskan. “Padahal kalau mau di lihat dalam kasus 7 Desember tahun 2000 itu, para korban mayoritas petani, ibu-ibu, mahasiswa, bahkan ada pelajar anak perempuan yang baru berumur 7 tahun,”ungkap Murib..<br />“Masa orang seperti ini harus di cap dan distigmakan sebagai separatis atau musuh Negara. Seharusnya Negara melihat korban pelanggaran HAM sebagai manusia yang harus dilindungi, tetapi malah sebaliknya, Negara melihat korban pelanggaran HAM sebagai musuh negara atau separatis yang harus diberantas,” ujar Murib tegas.<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />Dijelaskannya, saat ini untuk menemukan keadilan sangat sulit di Peradilan Indonesia secara umum. Khususnya korban di Papua tidak ada kebebasan untuk menyampaikan hak-haknya melalui peradilan, karena semua lini sudah di kuasai oleh militer dan polisi. Kasus Biak berdarah sampai saat ini kasusnya sudah tiba di Komnas HAM tetapi masih tarik ulur antara Komisi Nasional (Komnas) HAM dengan Mahkamah Agung, belum sampai tingkat peradilan, begitu juga dengan kasus enam belas (16 ) Maret, sampai saat ini belum diselesaikan. Baru satu saja yang di selesaikan yaitu kasus Abepura berdarah, 7 Desember tahun 2000, kasus ini yang sudah diselesaikan dan dinaikkan ke peradilan Makassar.<br />Sedangkan kasus Biak berdarah, kasus enam belas Maret Abepura berdarah, Kasus Wasior, dan Kasus Wamena berdarah sampai saat ini belum dinaikkan sampai ke pengadilan. Jadi secara umum di Papua itu ada tujuh kasus pelanggaran HAM besar, diantaranya kasus Biak, Wamena, Abepura, Wasior dikategorikan sebagai Kasus pelanggaran HAM berat. Namun dari tujuh macam kasus itu, baru satu kasus saja yang diselesaikan, yaitu kasus Abepura berdarah 07 Desember tahun 2000. Kemudian untuk hasil sidang di Jenewa menurut Murib pihaknya sampai saat ini belum mendapatkan hasil sidang tersebut. Namun kata dia Kontras secara nasional dan internasional lembaga ini didirikan untuk memperjuangkan masalah-masalah pelanggaran HAM, sampai kapan pun dan juga tetap memperjuangkan kasus-kasus pelanggaran HAM khususnya di Papua.<br />Lanjut Murib, Sampai saat ini korban pelanggaran HAM belum mempunyai kebebasan untuk menyampaikan hak-hak mereka. Mereka bingung mau sampaikan lewat saluran mana, karena seluruh saluran itu sudah dikuasai oleh Negara dan menjadi milik negara, sehingga yang bisa mereka lakukan yaitu hanya berdoa dan berharap kepada Tuhan.<br />“Kelihatannya tidak ada lembaga yang membuka diri untuk menerima mereka, mau mengatakan mari saya akan memberikan rasa keadilan yang selama ini kamu cari, saat ini cukup sulit. Baik secara individu atau lembaga sampai saat ini tidak ada yang menjamin, termasuk Komnas HAM sendiri tidak jelas dan serius untuk menangani setiap kasus,”jelas Matius Murib.<br />Murib menambahkan, sampai saat ini posisi para korban masih sangat terancam, mereka masih trauma dan sangat tidak jelas. Para korban masih berjuang sendiri, mereka hanya bisa lakukan juga yaitu ; kumpul-kumpul, berdoa dan saling bagi pengalaman antara korban dan korban. “Negara sangat tidak memberikan mereka kebebasan. Karena ketika mereka mau mengatakan hak mereka, langsung di stigma sebagai separatis sehingga tidak mungkin,”tambah Murib.<br />Sedangkan salah satu korban pelanggaran HAM, Peneas Lokbere yang juga menjabat sebagai Koordinator Komunitas Survivor Abepura (KSA), menanggapi hasil sidang di Jenewa pada bulan April-Juni, mengatakan setiap delegasi dari Indonesia yang jelas Pemerintah, mereka menyampaikan masalah-masalah nasional. “Mereka membicarakan kondisi pelanggaran HAM di Indonesia secara nasional. Apa yang disampaikan disana tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi, bisa dibilang itu juga termasuk kepentingan Negara dan membela diri, padahal tindakan yang dilakukan itu sangat tidak manusiawi,”ujar Lokbere.<br />“Contoh saja Menteri Dalam Negeri, belum melihat sendiri kasus-kasus yang terjadi, di Papua mau pun di daerah lain, tetapi hanya melihat kasus-kasus tersebut lewat surat-surat kabar yang ditulis, sehingga data data yang disampaikan pada saat sidang PBB disana itu tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi di Papua dan daerah lainnya. Waktu itu Ketua Komisi yang mewakili Indonesia ke Swiss waktu terlalu banyak janji akan menyelidiki para penegak hukum, dan Komnas HAM untuk mendesak Presiden agar ada penekanan-penekanan dan keputusan hakim ada keadilan bagi para korban, contohnya seperti kasus Abepura berdarah,” ujar Peneas Lokbere.<br />“Kasus Abepura berdarah itu harus ada tindakan-tindakan kepada para korban, itu bisa ada keadilan bagi para korban tetapi ternyata memang keputusan hakim itu sangat mengecewakan korban. Pelaku dianggap sebagai pahlawan yang menyelamatkan negara sehingga dia bisa mendapatkan penghargaan dengan kedudukan yang lebih tinggi, naik pangkat, itu suatu tindakan yang sangat tidak manusiawi, sementara para korban tetap dipersalahkan,” ungkap Peneas lokbere.<br />Menurut Peneas keputusan hasil sidang di Swiss Jenewa itu tidak sesuai, ada beberapa poin-poin yang mereka abaikan, perwakilan dari Indonesia yang mengikuti sidang sebenarnya mempunyai maksud untuk menegakan HAM di Indonesia ini, hasil kerja mereka tidak jelas. .<br />Lebih lanjut kata Pineas ada sekian banyak kasus pelanggaran HAM di Papua dari sejak tahun 1960 an sampai 2006, banyak kasus ini pemerintah tidak serius untuk menyelesaikannya. “Kasus Abepura 2000 itu suatu peluang ini menjadi contoh bagi kasus pelanggaran HAM di Indonesia.Tetapi orang-orang yang menyelesaikan kasus ini tidak menegakan hukum. “Itu merupakan pengalaman, dengan adanya pengalaman itu, kami para korban mulai melakukan Forum korban dari tanggal 05- 10 Maret 2007,” ungkap Lokbere<br />Dikatakan, dalam Forum itu ada beberapa point penting yang menjadi komitmen kami untuk tetap dilakukan antara lain; Pertama, setiap momen terjadinya kasus-kasus pelanggaran HAM di Papua. “Kami akan mengadakan kegiatan kampanye publik. kami terus mengingatkan kepada publik bahwa kasus ini belum selesai. Sehingga setiap kali terjadi pelanggaran HAM kami terus melakukan kampanye, kampanye atau publikasi kasus-kasus itu bukan hanya di Jayapura, tetapi di Biak, Wamena, dan Timika, Jayapura sebagai central,”tegas Lokbere.<br />Kedua, membangun solidaritas para korban, karena selama ini korban jadi diam atau membisu hanya mengharapkan ada pertolongan mungkin ada pertolongan dari LSM atau Pemerintah yang membantu.<br />“Kami hanya ingin agar peristiwa itu membuat kami untuk membangun solidaritas agar jangan terkesan kami mau berjuang untuk mempertahankan hak-hak kami,” tegas Lokbere.<br />Ketiga, melakukan suatu dorongan kepada Pemerintah Daerah agar perlu mengeluarkan Peraturan Daerah yang menyangkut hak-hak korban pelanggaran HAM. “ Kami para korban berbicara itu berdasarkan peraturan yang ada, karena selama ini tidak ada, sehingga korban itu diabaikan begitu saja,” urai Lokbere.<br />Lanjut Lokbere, Pelaksanaan dari keputusan itu sudah dilakukan tahun 2007, dan sudah melakukan peringatan-peringatan untuk semua kasus, tetapi bentuk atau jenis-jenis kegiatan yang biasanya yang kami lakukan tidak hanya satu tetapi selang seling, biasanya dalam bentuk aksi, pawai obor, konferensi pers, dan juga melakukan audensi dengan Pemerintah bahwa kasus ini belum selesai.<br />Kemudian kata Lokbere pada bulan Maret 2008 lalu telah melakukan pertemuan forum korban kedua di Biak tanggal 26-28 dalam forum ini berhasil membentuk satu wadah korban yang namanya Bersatu Untuk Kebenaran (BUK). Lembaga ini menjadi pos-pos kontak di setiap Daerah. Kasus Wamena tahun 2003, Abepura 15 maret 2006, tempat itu yang menjadi pos-pos kontak , sedangkan sentral ada di Jayapura. “ Selain itu kita dapat juga membangun kapasitas melalui building capacity,” ujar Lokbere.<br />Dalam kapasitas building pihaknya juga melakukan pelatihan ketrampilan-ketrampilan yang menyangkut dengan HAM, pelatihan-pelatihan mengenai cara membuat laporan, ini yang menjadi kebijakan dalam BUK. “Jadi sementara ini kami mempersiapkan akte notaris dan persiapan administrasi lain untuk BUK. Para korban itu yang terjadi dalam kejadian-kejadian itu biasanya dua atau tiga orang itu ditembak Sebagai contoh saja kasus Abepura berdarah itu korban dulunya ada 105 orang, tiga diantaranya lebih awal meninggal, tetapi sampai sekarang sudah mencapai 11 orang. Salah satunya Mundo Suplayo dia mendapat penindasan permanen, Mundo dipukul ditulang belakangnya sampai patah akhirnya dia mengalami penderitaan sampai mati, ini sebenarnya menjadi tanggung jawab Negara,” ujar Lokbere.<br />Orang biasanya membela HAM di Papua, namun kata Lokbere biasanya pembicaraan mereka tidak sesuai dengan kondisi yang ada di Papua, jadi korban-korban di atas korban. “Ada orang lain yang mempunyai tujuan baik tetapi kadang-kadang di siksa dan dibunuh. Itu yang membuat selama ini kami membuat sebuah lembaga kecil. Selama ini korban masih berusaha untuk memperjuangkan hak-haknya namun tidak secara langsung tetapi kami masih di dorong oleh LSM, seperti FOKER LSM, Kontras, dan PBI di Jakarta,”ujar Lokbere.<br />Harapan Lokbere memang tidak banyak tetapi yang terpenting adalah agar harus mengembalikan hak hak yang telah hilang dan dirampas.” Sebab hak dan martabat manusia ini tidak ada perbedaan diantara kita itu semua sama, tetapi kenapa hak-hak korban itu tidak dianggap sebagai nilai sebagai manusia dan itu yang kami tuntut dari Pemerintah dan Negara, pengembalian nama baik. Terutama orang Papua karena pada umumnya itu provokasi oleh Negara, yang menjadi korban adalah orang yang tidak tahu menahu merekalah yang menjadi korban. Harus ada keadilan bagi kami dan pengakuan dari Negara bahwa mereka adalah korban pelanggaran HAM. Karena selama ini negara masih harus mencap sebagai separatis dan siksa terus sampai mati,” ujar Lokbere. (Musa Abubar)<br />Sumber: http://id.wordpress.com/tag/jubi-utama/</span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-3646410487033748602009-05-21T23:46:00.004+07:002009-05-25T23:52:05.239+07:00Kebenaran Itu Paradoks<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/ShrINISm2CI/AAAAAAAAAZ4/owcBVleqeak/s1600-h/355078662l.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 128px; height: 128px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/ShrINISm2CI/AAAAAAAAAZ4/owcBVleqeak/s320/355078662l.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5339800436090525730" border="0" /></a><br />Jakob Sumardjo<br /><br />Realitas ini akan mengejutkan manusia modern, karena kita terbiasa hidup dalam kebenaran tunggal. Hidup dalam paradigma menang-kalah. Yang menang adalah yang lebih banyak, lebih kuat, lebih kaya, lebih pandai berartikulasi. Siapa menang akan benar. Yang kalah itu tidak benar.<br /><br />Hidup ini adu kekuatan, perang. Dan perang membutuhkan konflik. Dan konflik adalah perbedaan-perbedaan. Di mana tumbuh perbedaan-perbedaan, maka di situ muncul konflik. Setiap perbedaan mengklaim dirinya benar. Dan karena setiap kebenaran itu ingin hidup dan berkembang, sebagai hak asasi, maka yang terjadi adalah perang-kebenaran. Kebenaran yang lebih kuat akan menggencet dan menyingkirkan kebenaran yang kalah. Itulah cara berpikir kita sekarang ini.<br /><br />Perbedaan adalah pluralisme, suatu bhinneka. Pluralisme adalah kodrat, alamiah, di luar kuasa manusia. Lihatlah langit, ada matahari, bulan, dan aneka ragam bintang-bintang. Lihatlah alam dunia ini, ada gunung dan dataran rendah, ada daratan ada hutan, ada hulu dan ada hilir, ada siang dan ada malam.<br /><br />Pluralisme juga ada dalam kebudayaan manusia. Cara berpikir orang-orang di kutub berbeda dengan cara berpikir orang-orang di khatulistiwa. Cara berpikir orang padang rumput berbeda dengan cara berpikir (dan cara hidup) orang rimba raya. Cara berpikir alam dua musim berbeda dengan yang empat musim. Cara berpikir orang dagang berbeda dengan cara berpikir orang tani. Kebenaran kaum pemburu berseberangan dengan kebenaran kaum tani. <span class="fullpost"><br /><br /><br />Sejarah perang kebenaran<br /><br />Pluralitas adalah realitas yang tidak dapat direduksi menjadi kebenaran tunggal. Sejarah penderitaan manusia adalah sejarah perang kebenaran untuk menduduki tempatnya yang tunggal di dunia ini. Dan tidak pernah tercapai. Tampaknya sudah tercapai, tetapi umurnya tidak panjang, karena realitas itu kebhinnekaan.<br /><br />Namun, manusia tidak pernah belajar dari sejarah dirinya sendiri. Konflik kebenaran tetap dilanjutkan dengan perang kebenaran. Manusia itu musuh bagi sesamanya. Dan musuh itu harus dilenyapkan karena merupakan gangguan dan ancaman bagi dirinya. Manusia ingin hidup dengan kebenarannya sendiri sambil menafikan kebenaran yang lain. Seandainya ini pun terjadi, maka kebenaran tunggalnya itu pun lambat laun akan menumbuhkan dirinya dalam kebenaran plural. Sejarah manusia telah membuktikan hal ini berkali-kali.<br /><br />Mengapa manusia bisa keras kepala, ndableg, seperti itu? Karena kehendak bebasnya, karena kebebasan pikirannya. Engkau boleh memenjarakan badannya, menyakiti dan mengancamnya, tetapi engkau tidak mungkin melenyapkan pikirannya.<br /><br />Kebenaran tunggal itu melawan kodrat manusia sendiri. Kebenaran tunggal itu antikebebasan, bahkan untuk dirinya sendiri. Kebenaran tunggal adalah pembekuan pikiran. Mandek. Tertutup dan sumpek. Manusia-manusia tertutup seperti ini membuat dunia berhenti kehilangan cakrawala. Manusia bukan manusia lagi, hanyalah kawanan bebek atau kerbau yang menuruti lecutan si pemilik kebenaran.<br /><br /><br /><br />Kearifan lokal<br /><br />Ada cara berpikir lain milik kearifan lokal Indonesia, terutama manusia Indonesia yang nenek moyangnya hidup dari pertanian. Indonesia adalah ribuan pulau di khatulistiwa dengan aneka ragam hayati dan geografi. Apa pun yang ada di dunia ini ada di Indonesia. Hutan, gunung, sungai, rawa-rawa, laut, teluk, tanah genteng, bantaran, padang sabana, padang pasir, padang tandus, tundra, salju. Gempa, gunung api, tanah longsor, tsunami, tanah turun-ambles, semua ada di Indonesia.<br /><br />Manusia Indonesia melihat itu semua tetapi tidak melihat. Namun, nenek moyang orang Indonesia melihat apa yang dilihatnya, karena mereka hidup bergantung pada alam ekologinya. Mereka bukan hanya mampu melihat ekologi, tetapi juga mampu membaca ekologi. Mereka hidup dengan alam, bersama alam, dan dalam alam. Bahkan menjajarkan dirinya dengan alam. Dan alam itu bukan obyek mati yang bisa dibikin semena-mena oleh manusia. Alam itu seperti manusia yang dapat murah hati, penuh kasih sayang, tetapi juga dapat marah, merusak dan mematikan.<br /><br />Manusia mengenal kasih sayang dan kebencian, begitu pula alam. Kasih sayang itu menumbuhkan kehidupan, sedangkan kebencian itu merusak kehidupan. Kasih sayang dan kebencian adalah pola hubungan dua pihak. Cinta itu muncul antara yang mencinta dan yang dicintai, begitu pula kebencian. Nenek moyang Indonesia menyadari pluralisme ini, perbedaan-perbedaan ini, kemungkinan-kemungkinan konflik ini. Manusia Indonesia lebih memihak kepada kehidupan yang plural ini. Pluralisme adalah realitas, tanpa kebhinnekaan hidup akan berhenti, mati, pluralisme adalah hidup ini sendiri.<br /><br />Bagaimana Anda dapat hidup bersebelahan dengan orang yang memusuhi Anda karena kebenaran kita berbeda? Untuk apa menang kalau yang lain tak ada? Kemenangan selalu membutuhkan kekalahan. Kehidupan dalam kebenaran tunggal hanya mungkin kalau yang lain itu kalah dan dimatikan. Kearifan lokal Indonesia menolak menang dan kalah, karena berpihak pada prinsip kehidupan. Jadi, banci dan tak punya prinsip? Justru prinsipnya memihak kepada kehidupan yang plural ini. Membunuh kebenaran yang lain itu jahat, tidak etis. Lha, bagaimana itu mungkin?<br /><br />Itulah kebenaran paradoks. Kalau kebenaran saya berseberangan dengan kebenaran Anda, maka masing-masing dari kita harus memparadokskan diri. Saya mengenal dan memahami kebenaran Anda, dan Anda juga mengenal dan memahami kebenaran saya. Karena saya mengenal Anda, maka saya akan melakukan atau tidak melakukan hal-hal yang Anda sukai atau Anda tidak sukai. Begitu pula Anda.<br /><br />Justru itu dilakukan untuk mempertahankan prinsip masing-masing. Dalam memahami yang lain, diri masing-masing tidak berubah. Saya tetap saya, dan Anda tetap Anda. Itulah yang terjadi dalam kebenaran paradoks. Kondisi paradoksal itulah yang akan menyelamatkan prinsip kita masing-masing, karena saya tahu apa yang Anda mau dan Anda tahu apa yang saya mau. Dan karenanya kita dapat bersikap yang dapat menghindarkan konflik.<br /><br /><br /><br />Kebenaran baru<br /><br />Sikap paradoks seperti ini tak akan terjadi kalau kita tidak membuka diri. Manusia tertutup tak mungkin hidup tanpa konflik, karena manusia ini buta. Melihat tetapi tidak melihat. Manusia paradoks adalah manusia terbuka tetapi tetap mempertahankan kebenaran sendiri. Manusia Indonesia lama itu bukan jenis manusia sintesis, banci, dan mencla-mencle. Kebenaran saya tetap ingin hidup, dan kebenaran Anda juga tetap ingin hidup. Bagaimana hidup itu sendiri mungkin kalau saya mematikan Anda atau Anda mematikan saya? Saya tidak rela mati dan Anda juga tidak rela mati atau dimatikan. Apakah hak hidup ini hanya untuk kebenaran saya saja?<br /><br />Jadi, nilai kebenaran Indonesia itu paradoks. Tepo sliro manjing ajur ajer. Subyek menjadikan dirinya obyek. Manusia memasuki pikiran yang lain. Manusia menjadikan dirinya seperti alam. Saya tahu bagaimana alam akan memberikan kasih sayangnya kepada saya, dan saya juga tahu bagaimana alam akan marah dan membinasakan diri saya. Saya tahu bagaimana Anda akan memberikan kasih sayang Anda kepada saya, dan saya juga tahu bagaimana saya dapat membuat Anda marah.<br /><br />Inilah kearifan harmoni itu. Harmoni hanya dapat dicapai dengan mengembangkan sikap paradoksal. Membuka diri untuk yang lain. Harmoni bukan sintesis peleburan yang melenyapkan kebenaran masing-masing. Artinya rela melenyapkan kebenaran sendiri dengan membentuk kebenaran baru yang merupakan sintesis kebenaran baru. Inilah sebabnya banyak tokoh tidak berhasil ketika berusaha membentuk agama baru dari campur aduk berbagai agama.<br /><br />Harmoni itu tidak menetap dan konstan. Harmoni dicapai lewat paradoks ketika gejala konflik memanas. Lalu kembali ke diri masing-masing. Hidup memang berpotensi konflik, tetapi konflik itu tidak konstan. Tegang terus itu tidak baik.<br /><br />Jakob Sumardjo Esais (Kompas. Sabtu, 26 Agustus 2006)<br /><br />Sumber : http://www.kompas.com/kompas-cetak/0608/26/opini/2903841.htm<br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-81949510627901432842009-05-18T19:08:00.003+07:002009-05-18T19:12:08.532+07:00IKATAN PELAJAR DAN MAHASISWA DOGIYAI (IPMADO) SE-JAWA DAN BALI MENGGELAR KONGRES I<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/ShFQTI2hkAI/AAAAAAAAAVg/5T6ByKB-gjk/s1600-h/IMG0233A.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/ShFQTI2hkAI/AAAAAAAAAVg/5T6ByKB-gjk/s200/IMG0233A.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5337135323134660610" border="0" /></a><br /><br />“Menata Untuk Membangun”, bunyi kata tersebut adalah Motto IPMADO yang berhasil diputuskan dalam kongres I Ikatan Pelajar dan Mahasiswa dan Mahasiswa Dogiyai. Kongres ini berlangsung di Asrama “Koteka” Semarang (16/5/09). Doa pembukaan oleh Marian Douw Mahasiswa asal kota studi Semarang, pada pukul 08.45. menandakan kongres tersebut dimulai. Sebagian besar Pelajar dan Mahasiswa yang datang dari <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/ShFQLuLpiwI/AAAAAAAAAVY/ff61htm9WZA/s1600-h/IMG0232A.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/ShFQLuLpiwI/AAAAAAAAAVY/ff61htm9WZA/s200/IMG0232A.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5337135195716422402" border="0" /></a>berbagai Kota Studi seperti Yogyakarta, Jakarta, Bogor, Bandung dan Semarang sudah siap untuk melanjutkan kongres tersebut. Dalam kongres yang berlangsung sederhana tersebut Pelajar dan Mahasiswa dari kota studi Surabaya, dan Malang belum sempat menghadiri karena mengingat kesibukan lain yang tidak bisa ditinggalkan. Moderator yang dipimpin oleh Marthen Douw memberikan kesempatan kepada Ketua Ipmado Kota studi Semarang Leonardus Yonine Magai, yang mana menjadi Tuan Rumah untuk menyampaikan kata sambutan.<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />Usai kata sambutan dari ketua IPMADO Semarang dilanjutkan dengan beberapa kata sambutan seperti dari Ipmado Pusat yang diwakili oleh Sekretaris (Mateus Ch. Auwe) dan Senioritas (Sesco Dimi). Kata sambutan pun berlalu seiring berjalannya waktu dan kini Moderator yang juga adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Manajemen UDINUS Semarang memberikan kesempatan untuk melanjutkan perkenalan. Dalam Kongres yang dihadiri oleh Ketua Hipmapas (Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Papua Semarang) Dujan Kogoya itupun dimulai.<br /><br />Pada acara inti, pertama-tama mengubah struktur dan mekanisme organisasi dari Korwil menjadi kota studi. Korwil yang mana sebelumnya terbagi dalam empat korwil masing-masing Korwil I (Yogyakarta, Solo dan Purwokerto), Korwil II (Surabaya, Malang dan Bali), Korwil III (Semarang, Ungaran dan Salatiga), Korwil IV (Jakarta, Bogor dan Bandung). Dikarenakan jarak yang menghubungkan satu kota studi dengan kota studi lain dan juga karena masing-masing anggota mempunyai kegiatan di kampus maupun diluar kampus. Namun IPMADO Pusat yang membawahi seluruh kota studi yang sementara berkedudukan di Yogyakarta tetap berjalan (perubahan hanya ganti Korwil menjadi Kota Studi).<br /><br />Perubahan AD/ART dilanjutkan seusai struktur dan mekanisme organisasi di dirubah. Hingga pada agenda berikut tentang persiapan Pengadaan Buku dan Pengembangan Pendidikan di Kabupaten Dogiyai tanggal 15-20 Juli mendatang. Pengadaan Buku dan Pengembangan Pendidikan yang mana dari IPMADO Pusat memberikan tanggung jawab kepada kota Studi Semarang untuk bertanggung jawab dari persiapan hingga pelaksanaan nanti. Dalam proses persiapan Leonardus Magai yang juga Mahasiswa Fakultas Kesehatan UDINUS Semarang memberikan tanggung jawab kepada seluruh anggota Dogiyai yang tersebar di Jawa dan Bali dalam bentuk sumbangan buku SMP dan SMA. Sumbangan buku ini agar disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku saat ini kata Leo. Disamping sumbangannya dijalankan diminta agar bekerja sama dalam bentuk bantuan buku.<br /><br />Pada pukul 21.36, doa dari Kristianus Douw menutup kongres yang digelar tersebut. Masuk distudio music oleh beberapa anggota kongres yang memunyai bakat dibidang music, sekaligus refresing. [Amoye Egeidaby].<br /><br />sumber: http://egedy-news.blogspot.com<br /><br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-78236376719693636792009-05-12T11:42:00.012+07:002009-05-25T23:49:36.892+07:00Ketika Kebenaran Bicara<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/ShrHaXd1-2I/AAAAAAAAAZo/akiymdR1aW0/s1600-h/z-e+wpng+12.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 128px; height: 128px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/ShrHaXd1-2I/AAAAAAAAAZo/akiymdR1aW0/s200/z-e+wpng+12.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5339799563990858594" border="0" /></a>aku berbicara atas nama kebenaran<br />aku berteriak atas nama ketulusan<br />aku bertahan atas nama kemuliaan<br />aku akan terus berjuang atas nama kesucian<br /><br />kuharap matamu mampu melihat<br />kuharap telingamu mampu mendengar<br />kuharap kau mampu berfikir<br />dan membuka hati nurani mu<span class="fullpost"><br /><br /><br />janganlah kau tutup matamu<br />janganlah engkau menutup telinga mu<br />janganlah engkau sempitkan fikiran mu<br />dan... janganlah engkau ingkari hati nurani mu<br /><br />marilah kita berbicara dengan kebenaran<br />berteriak atas nama ketulusan<br />dan melangkah dengan hati nurani.<br /><br />Freedom.......(Egeidaby)<br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-29132807069225282412009-05-12T10:04:00.001+07:002009-05-12T10:06:01.609+07:00Mengembangkan Pertanian Berpindah-pindah, Perlukah?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/SgjnkPkUtpI/AAAAAAAAAVA/IiioPTkSAz4/s1600-h/IMG0327A.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/SgjnkPkUtpI/AAAAAAAAAVA/IiioPTkSAz4/s320/IMG0327A.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5334768368460543634" /></a><br />Egeidaby--Kalau kita bicara tentang pertanian, maka perlu kita tanyakan apa itu pertanian? Pertanian adalah berasal dari kata dasar Petani yang menunjukan pekerjaan kepada mereka yang biasanya berhadapan dengan alam. Pekerjaan yang dilakukan seorang petani adalah mengolah lahan, menanam, merawat dan puncaknya yaitu panen. Atau juga pertanian merupakan usaha rakyat yang sangat akrab dengan kehidupan masyarakat desa, kenapa demikian? Sebab usaha pertanian membutuhkan areal/ lahan yang cukup untuk diolah. Saat ini lahan pertanian semakin berkurang, banyak factor yang menyebabkan itu terjadi seperti pembangunan areal perumahan, komplek pertokoan, pusat perbelanjaan dan lain-lain. Bila kita cermati bersama bidang prtanian memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Hidup sehat, makanan, tempat tinggal dll semuanya di dapat dari alam. Alam merupakan tempat usaha pertanian berlangsung.<span class="fullpost"><br /><br /><br />Pertanian yang dikenal oleh rakyat Papua adalah pertanian tradisional, karena dari awal hingga saat panen dilakukan secara tradisional. Memang Pertanian ini bagi rakyat Papua telah dikenal atau sudah dikenal sejak nenek moyang. Awalnya dari pertanian berpindah-pindah dan mengalami proses dan akhirnya pertanian menetap. Pada tulisan kali ini saya akan mencoba menjelaskan tentang pertanian yang pada masa kini jarang kita temukan, yaitu pertanian berpindah-pindah. Pertanian berpindah-pindah pada masa kini tidak semua orang dilakukan dan biasanya pertanian semacam ini dilakukan pertanian sampingan atau pelengkap. Oleh karena itu pertanain seperti ini dibuat hanya pada saat-saat tertentu saja. Yaitu untuk menjaga kelestarian bibit-bibit tanaman yang hampir punah. Pada pertanian berpindah-pindah ini, tanaman yang sering ditanam yaitu tanaman yang hampir punah, atau tanaman-tanaman tertentu yang jarang dijumpai pada pertanian menetap. Jenis tanaman yang biasanya ditanam pada pertanian tersebut adalah jenis tanaman yang sudah ada sejak zaman dahulu dan ditanam secara turun temurun dari generasi ke generasi. Jenis-jenis tanaman tersebut antara lain: sayur hitam(digiyo naapo), keladi (nomo), nota kadaka, yatuu, buah-buahan (tali maupun jenis buah lain), dan lain sebagainya.<br />Disamping itu tempat dan cara untuk membuka lahan baru untuk pertanian semacam ini berbeda dengan pertanian yang biasa kita jumpai. Lahan untuk pertanian ini biasanya di dataran yang tinggi. Disebabkan karena jenis tanaman tersebut di atas cocoknya tumbuh di dataran yang tinggi dan berhawa dingin. Untuk pertanian seperti ini sudah dilakukan dan jenis tanaman yang biasanya ditanam pun sama, tidak tahu kenapa jenis tanaman seperti ini hanya ditanam pada pertanaian berpindah-pindah. Adalah karena dilatarbelakangi oleh hawa dan untuk menjaga kelestarian jenis tanaman yang langka dan mulai punah, sehingga di tanam pada pertanian yang sulit dijangkau banyak orang.<br />Cara membuka lahan baru, biasanya diawali dengan membersihkan bagian yang akan dijadikan kebun. Kemudian dilanjutkan dengan memagari wilayah yang akan dijadikan kebun, atau sebaliknya juga memagari terlebih dahulu wilayah yang akan dijadikan kebun kemudian lahannya dibersihkan. Jenis pertanian ini sangat identik dengan tradisional sehingga sebelum menanam tanaman biasanya diawali dengan membakar tanaman liar hasil pembersihan lahan sebelumnya (yabautuu). Kemudian dilanjutkan dengan penanaman bibit yang telah disediakan. Cara penanaman tanaman dari pertanian seperti ini yaitu menggunakan alat tradisional (wadi) untuk pengganti skop atau alat sejenis lainnya. Dan alat ini berfungsi hanya melubangi pada tanah (bagian) yang akan ditanam tanamannya. Bibit yang akan ditanam pada daerah yang biasa terkena sinar matahari adalah nota, nomo, dan beberapa jenis tanaman yang mampu bertahan terhadap sinar matahari. Sedangkan bibit tanaman yang lain seperti, meakakade, tuda, yatu, dan beberapa jenis tanaman lain ditanam dekat pohon yang telah ditebang (piya uto) atau di pinggir pagar. <br /><br /><br />Karena pertanian ini tak luput dari gangguan luar seperti: manusia, binatang buas dan lainnya, sehingga untuk menjaga datangnya gangguan ini, sering atau bahkan hampir setiap pertanian dipagari. Cara memagarinya tergantung dari keadaan lokasi. Misalnya; pada bagian yang rata biasanya ditanam pagar, sedangkan pada bagian yang sulit untuk menanam pagar, sering dibuat got atau sering disebut makeeda. Kedua cara memagari ini tidak begitu mendukung amannya kebun, sehingga jika gangguannya dari babi liar atau binatang buas lainya sering dibuat yang namanya bokei-bokei. Bokei-bokei ini diambil dari kayu buah kecil untuk tanam sebelum pagar yang sudah ditanam. Bentuk dari bokei-bokei ini adalah setengah lingkaran dan kedua bagian ujungnya ditanam pada tanah sehingga terlihat seperti setengah lingkaran.<br />Seperti tadi sudah disampaikan kan bahwa pertanian meramu ini untuk memertahankan bibit tanaman yang hampir punah yakni bibit yang dilestarikan dari nenek moyang dan ditanam secara turun temurun dari generasi ke generasi. Itulah kebaikan yang dimiliki oleh pertanian meramu itu sendiri. Namun disamping itu ada keburukannya juga, yakni merusak hutan alami, lahan kritis akan semakin banyak, erosi, banjir dan tanah longsor adalah dampak yang akan di rasakan secara langsung oleh manusia.. Dikarenakan lahan yang dibuka untuk pertanian meramu ini adalah lahan yang sebelumnya belum pernah dijadikan pertanian atau lahannya masih perawan. <br /><br />Pertanian berpidah-pindah boleh dibilang baik karena pemikiran masyarakatnya terus berkembang walaupun itu berlangsung lambat, peningkatan taraf demi taraf kearah yang lebih baik menunjukan adanya kesadaran masyarakat Papua untuk terus berkembang, dan itu di tunjukan dengan kemauan mereka untuk mulai bertani secara subsisten walau itu di arahkan pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari/ keluarga. <br /><br />Kurangnya pengetahuan dalam bertani menyebabkan sulitnya meningkatkan mutu pertanian. Dalam hal ini pendidikan memegang peranan penting guna meningkatkan kualitas pertanian di Papua. Dalam meningkatkan kualitas pertanian di butuhkan penerapan teknologi yang memadai dan untuk itu semua di butuhkan kualitas sumberdaya manusia yang cukup. Sejauh ini kualitas SDM di papua terutama masalah pertanian masih sangat kurang. Penelitian dan pengembangan untuk pertanian meramu yang arahnya untuk kemajuan Papua haruslah mulai sekarang menjadi prioritas utama bagi setiap elemen masyarakat Papua. <br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-6892787811350233052009-05-09T14:00:00.003+07:002009-05-25T23:31:15.302+07:00AIR MATA DOSA DAN CINTA MANUSIA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/ShrHv1Vj3cI/AAAAAAAAAZw/x4obY0ypYsg/s1600-h/menangis-air-mata-darah.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 128px; height: 124px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/ShrHv1Vj3cI/AAAAAAAAAZw/x4obY0ypYsg/s200/menangis-air-mata-darah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5339799932786433474" border="0" /></a>Derai air matamu, kawan, umpama seperti bahasa halus sang kalbu yang mendambakan suatu realita-kebahagiaan, kedamaian, keberhasilan atau kepedihan dan derita. Namun ada air maata yang lain, air mata ayang bisa mengahapus dosa-dosa, mengharap ampun Tuhan yaitu air mata yang terkuras karena sesal alias tidak akan mengulang kembali kesalahan-kesalahan lagi.<br /><br />Air mata dosa, kawan, ibarat senandung kalbu yang paling dalam untuk menyuarakan suatu hal, penyesalan. Tobat itulah penyesalan. Adakah kawan-kawan ingin menjadi sang pendusta?<br /><span class="fullpost"><br /><br />Hindarilah kedustaan, hindari pula penyebab-penyebabnya, kawan, sebelum engkau dicap sebagai sang pendusta. Jikalau itu tak sanggup kau katakan subuah kebenaran dengan bahasa lesan, katakanlah sengan bahasa tubuhmu. Air mata, selain bahasa tubuh (kalbu) yang bisa diterjemahkan dengan kata-kata oleh manusia yang menyimaknya. Apa lagi yang engkau khawatirkan kawan.....??<br /><br />Adakah cinta manusia akan menjauh darimu jika kau hanya sanggup meneteskan air mata, tidak sanggup menggemakan kata-kata? Tidak kawanku, tidak, manusia akan lebih mencintai buah kejujuran dan ketulusan hati seseorang. Maka ingatlah kawanku sesungguhnya tak ada bahasa yang paling mewakili dalam diri manusia kecuali bahasa kalbu, entah dengan apa untuk mengungkapkannya, yang jelas janganlah malu-malu untuk meneteskan air mata.......apalagi air mata dosa.<br /><br />Air mata dosa vs cinta manusia...kadang berhadapan dengan air mata dosa, artinya manusia kadang sulit menerima kenyataan kalau ia telah kalah, kalau ia telah berbuat dosa, atau ia tidak sudi melakukan tobat. Dalam keadaan ini perbuatan manusia pasti diketahui oleh-Nya. Maka itu salah tetap salah dan kebenaran tetap benar. Dihadapan Tuhan tidak ada yang bisa disembunyikan.<br /><br />Kawan, cinta manusia itu lebih berharga nilainya dibanding cinta lainnya yang pernah engkau kenal, sebab cinta manusia dapat melahirkan ketenangan dan kebahagiaan hidup tanpa beresiko apapun. Free...(Egeidaby)<br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-33345210445919157272009-04-27T12:38:00.003+07:002009-05-25T23:36:22.088+07:00Hindari Flu Babi, Jangan Makan Babi Bakar Atau Babi PanggangJakarta - Perhatikan pola makan anda jika tidak ingin tertular flu babi. Pastikan babi benar-benar matang sebelum dikonsumsi. Jangan makan babi bakar atau babi panggang! Kebersihan juga harus dijaga. Bagi yang memiliki kandang babi, rajin-rajinlah menyemprot disinfectan.<br /><br />"Bagi mereka yang akan mengkonsumsi babi sebaiknya dimasak lebih dari 80 derajat untuk mematikan kuman-kuman dan jangan makan babi bakar atau babi panggang, karena lebih cepat penyebarannya," kata Humas Dinas kesehatan, Tini Suryanti, saat dihubungi wartawan melalui telepon, Senin (27/4/2009).<span class="fullpost"><br /><br /><br />Selain cara konsumsi, Tini menjelaskan, cara mencegah tertular flu babi adalah dengan menjaga daya tahan tubuh dengan makanan bergizi. Tentu saja harus rajin-rajin membersihkan diri dan lingkungan, terlebih yang memiliki kandang babi.<br /><br />"Cara pencegahannya dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara membersihkan diri terus dan hindari kontak langsung dengan babi serta jauhi penampungan babi. Pemilik peternakan babi wajib menyemprotkan disinfektan," ujar Tini.<br /><br />Menurut Tini, ciri-ciri orang yang terinfeksi flu babi sama dengan saat terserang flu burung beberapa waktu lalu. Flu babi, Tini menambahkan, memiliki sifat mutasi yang berbahaya bagi manusia.<br /><br />"Sebenarnya ciri-cirinya hampir sama dengan flu burung, jadi sifatnya mutasi. Selain unggas juga ada pada babi. Kalau menyerang manusia kira-kira sama jika terkena flu burung" imbuh Tini.<br /><br />Dinas Kesehatan, menurut Tini, sudah melakukan langkah antisipasi sejak dini. Pengecekan peternakan pun dilakukan untuk memastikan flu babi tidak tersebar.<br /><br />"Kita harus mewaspadai, oleh karena itu Dinas Kesehatan DKI sudah menyerahkan tugas kepada divisi peternakan yang memiliki investigator untuk flu burung, sekarang mereka yang mengecek ke peternakan-peternakan," tutur Tini.(van/iy)<br />sumber: www.detiknews.com</span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-60454718250774506932009-04-22T03:48:00.001+07:002009-04-22T03:50:45.985+07:00YOSEPH OROKAI IKIKITARO, Pr MEMBUAT SEJARAH BARU BAGI SUKU KAMORO<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/Se4xnexegvI/AAAAAAAAAPs/5kfDUK89-LU/s1600-h/IMG0069A.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/Se4xnexegvI/AAAAAAAAAPs/5kfDUK89-LU/s320/IMG0069A.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5327249963571118834" /></a><br />TIMIKA – Pentahbisan imam Diakon Yoseph Orokai Ikikitaro dan Diakon Samuel Ohoiledjaan resmi menjadi imam (Pastor), minggu 19/4) setelah ditahbiskan oleh Uskup John Philip Saklil, Pr.<br /><br />Perarakan dimulai dari halaman SMP St. Bernardus Timika, menuju Gereja Ka tedral Tiga Raja. Tarian adat Suku Kamoro, Amungme, Key dan Mee tampil memeriahkan jalannya pentahbisan kedua imam, bersama pakaian adat masing-masing. Pemberian sakramen imamat tersebut disaksikan oleh 21 pastor, para suster, bruder dan ribuan umat katolik ditimika. Jalan Yossudarso yang terletak di depan Gereja Tiga Raja macet total dari pukul 08.00 hingga pukul 16.20 dialihkan melewati jalan Mambruk. <span class="fullpost"><br /><br /><br />Dalam acara pentahbisan ini, ekaristi yang berlangsung dipimpi oleh Uskup Mgr. John Philip Saklil, Pr. Dalam khotbahnya Uskup John Philip mengatakan umat keuskupan timika kini mendapat berkat, dengan ditahbiskannya dua imam baru. Keduanya menyatakan kesanggupan hidup membiara pada saat doa litani berlangsung sambil badam mereka tengkurap. Pada saat itu pun lagu Datanglah Roh Kudus dilantunkan oleh paduan suara. Dua orang muda ini menyatakan hidupnya sebagai imam untuk melajutkan tiga misi Kristus yaitu: Imam, Raja dan Nabi<br /><br />Tepat pada ulang tahun keuskupan timika yang ke-5, telah hadir dua orang imam yang mana mereka adalah merupakan anak sulung dari keuskupan Timika. Sehingga ini adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi umat katolik pada umumnya dan terkhusus bagi umat di Keuskupan Timika.<br /><br />Stola dan kasula bagi kedua imam diantar dengan tarian oleh suku kamoro bersama tarian adatnya. Uskup Mgr. John Philip Saklil dan Orang tua masing-masing imam membantu mengenakan stola dan kasula di badan kedua imam. Saat pengenaan tersebut umat meneteskan air mata, karena bangga akan putra daerah menjadi imam di daerahnya.<br /><br />Br. Yan Sjerps, Ofm, yang pernah menjadi Pembina Ssrama dan Guru di SMP YPPK Moanemani menjadi orang tua bagi P. Yoseph Orokai. Ia (P. Yoseph, red) dikarenakan, Yosep Orokai menyelesaikan SD dan SMP di Moanemani. Ketika acara pentahbisan dan misa selesai warga suku Mee mengangkat Pastor Yosep dan waita di halaman gereja. Dalam sela-sela acara seorang alumni Surabaya (Yanuarius Adii) mengomentari tentang jalannya acara, yakni; acaranya bagus namun setiingan acaranya kurang mantap, itu karena panitia penyelenggara belum setting acaranya dengan baik. Akibat dari itu umat menjadi bingung karena usai pentahbisan beberapa acara yang berlangsung dalam waktu yang bersamaan. (Egeidaby)</span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-76468728983812771322009-03-12T20:13:00.001+07:002009-03-12T20:15:49.260+07:00TIGA ARTIS IBUKOTA MEMBANTU PENGGALANGAN DANA WABAH DAN KOLERA DI DOGIYAI DAN PANIAITIMIKA – artis ibukota Jakarta Nikita (artis rohani), Itamar (idola cilik) dan Michael (Indonesia Idol) meriahkan Konser Rohani Peduli Kasih yang berlansung Sabtu malam dan (7/3) Senin malam (9/3) di Graha Eme Neme Yauware, Timika Indah. Penampilan ketiga artis tersebut memukau warga Kota Timika pada malam panggalangan dana dalam rangka meringankan beban korban yang terserang kolera dan diare di Kabupaten Dogiyai (Kabupaten Pemekaran dari Nabire). <br /><br />Meski pada malam kedua konser Kota Timika diguyur hujan deras, namun tidak mengurungkan niat ratusan warga untuk menghadiri konser rohani peduli kasih yang digelar Kerukunan Keluarga Besar Suku Mee (KKBSM) itu.<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />Dalam konser rohani tersebut puji-pujian yang dilantunkan Nikita, Michael Idol dan Itamar. diantaranya Adalah: "Sentuh Hatiku", "Dia peduli", "Seperti yang Kuingini", "Betapa Kumencintai", "Cinta Sejati", "Semua karena Cinta", "Seperti Pelangi" dan "Persembahanku".<br /><br />Konser dalam penggalangan dana tersebut dibuka dan ditutup dengan doa oleh Pelayanan Tuhan Ev. Frediel Pigai, S. Th.M. Th yang mana beliau adalah dosen di Institut Filsafat Theologi dan Kepemimpinan Jaffray Jakarta. Dalam renungan singkatnya, Ev. Frediel Pigai menyampaikan bahwa, walau pun kota Timika diguyur hujan, namun karena berkat Tuhan maka bisa berkumpul bersama menghadiri konser tersebut. "Apa yang kita kehendaki terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus Kristus, sehingga berkat yang kita miliki bisa berbagi dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan.<br /> <br />Kerukunan Keluarga Besar Suku Mee (KKBSM) menjadi penanggung jawab dalam konser kasih penggalangan dana ini. Ketua panitia, Denny Pigai mengatakan inilah konser kedua untuk mengumpulkan dana guna membantu masyarakat yang terkena wabah kolera di tiga kabupaten (Dogiyai, Paniai dan Nabire). Menurutnya dana yang telah terkumpul sekitar Rp70 juta. <br /><br />Harapan kami seberapapun hasil yang diperoleh dalam konser diberikan kepada saudara kita yang membutuhkan". Demikian kata ketua Panitia usai acara. Egeidaby<br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-88711945807589750762009-02-27T13:26:00.007+07:002009-03-01T17:02:04.059+07:00Budaya Lokal Vs Budaya Global : Sanggupkah ?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/SaeLAHNVspI/AAAAAAAAAIM/n0wVSijcN-E/s1600-h/pesta+budaya.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 200px; height: 166px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/SaeLAHNVspI/AAAAAAAAAIM/n0wVSijcN-E/s200/pesta+budaya.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5307363519930675858" border="0" /></a><br /> Tak dapat dipungkiri bahwa faktor kemajuan peradaban dunia sebagai indikasi kemajuan berfikir umat manusia, tak salah apabila disebut bahwa umat manusia dewasa ini telah diperhadapkan pada situasi yang serba maju, instant dan pola pemikiran yang kritis. Kemajuan peradaban itu banyak mengakibatkan perubahan di segala aspek kehidupan individu, keluarga, masyarakat, bernegara maupun berbangsa.<br /><div style="text-align: justify;"><br />Banyak di antara masyarakat itu menerima perubahan peradaban itu sebagai sesuatu yang lumrah sebagai sebuah proses yang harus dijalani, dimaklumi dan kehadirannya senantiasa menimbulkan berbagai perubahan dalam praktiknya. Sehingga memaksa masyarakat budaya, mau tak mau atau sadar atau tidak sadar diperhadapkan pada situasi yang sulit antara menerima perubahan perdaban itu (karena tidak ingin dianggap kolot) atau menolak perubahan itu kendatipun dianggap primitif, konvensional dan ortodoks.<br /><span class="fullpost">Perselisihan atau tepatnya perbedaan pemikiran seperti itu dapat muncul sebagai reaksi terhadap berbagai tindakan yang bagi sebagian orang bergerak seolah-olah meninggalkan kebudayaannya sedang sebagian orang ingin mempertahankannya sebagai sebuah warisan leluhur bersama (common heritage) yang wajib dijaga dan dilestarikan. Fenomena berikutnya adalah diakibatkan oleh mobilitas tanpa limit, dimana manusia tidak lagi dapat begitu saja dihempang dalam mobilitasnya.</span><br /><br /><span class="fullpost">Katakan saja, andai seseorang ingin bepergian ke tempat lain (negara Lain) maka tak seorangpun yang dapat menghempangnya apabila ia telah menetapkan bahwa ia harus berangkat. Keadaan ini juga mengakibatkan adanya perpaduan (assimilation) di tempat baru dimana ia berpijak, sehingga melahirkan penilaian apa yang diperoleh, diidolakan sebelumnya dengan dimana ia tinggal dan lihat.</span><br /><br /><span class="fullpost">Penilaian itu dapat saja memicu lahirnya interpretasi bahwa apa yang melekat pada dirinya ketika memutuskan untuk bepergian itu dinilai sebagai sesuatu yang kolot, tradisional dan tertinggal. Ia kemudian mengenakan berbagai atribut yang dianggap sebagai simbolisasi budaya maju seperti kritis, egoisme, dan materialistis. Kondisi lain adalah meningkatnya mobilitas sekolah antara negara dimana juga telah mempengaruhi pengakuan terhadap budaya lokalnya.</span><br /><br /><span class="fullpost">Keadaan dimana sipelaku diperhadapkan pada situasi dan alternatif yang kritis seperti itu telah menciptakan adanya anggapan bahwa budaya (lokal) tidak mampu menyaingi budaya (global) yang sedang mendunia. Namun demikian, bagi sebahagian orang tidak demikian, bahwa budaya lokal senantiasa akan bertahan (lestari) apabila sipelaku tidak membiarkan budaya (lokal)-nya itu tidak tertindas, tidak tradisional dan tidak terbelakang apabila terdapat upaya sipelaku memajukan atau melakukan perubahan (innovation) dan penerapan (invention) terhadap apa yang disebut dengan budaya lokalnya itu. Lantas dalam situasi yang demikian ini dimana kemajuan zaman dan pola berfikir manusia tidak lagi dapat dibatasi, serta tingginya faktor komunikasi dan media penyampai, seberapa jauhkah budaya lokal itu dapat bertahan?</span><br /><br /><span class="fullpost">PERUBAHAN SOSIAL</span><br /><span class="fullpost">Tak dapat disangsikan bahwa kemajuan pemikiran manusia yang senantiasa berupaya untuk menghasilkan hal-hal baru dalam hidupnya adalah hal wajar yang dilakukan sebagai makhluk yang berakal. Berangkat dari asumsi bahwa pemikiran manusia akan senantiasa merubah kondisi sosial, maka hal yang demikian itu dapat diterima secara mutlak.</span><br /><br /><span class="fullpost">Pada dasarnya perubahan itu dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup, peradaban (civilzation) dan kesempurnaan hidupnya yang meskipun pada dasarnya akan senantiasa juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi peradaban itu sendiri. Katakanlah, kebiasaan manusia mengkonsumsi (membeli) makanan yang serba instant, tanpa ada upaya untuk membuatnya, akan melemahkan dan memandulkan kreativitas. Belum lagi hal yang serupa itu diterima dan meresap pada diri anak-anak, maka seumur hidupnya akan menjadi pengkonsumsi utama tanpa adanya niat untuk mencoba membuatnya dengan keinginan sendiri. Alhasil, generasi yang muncul berikutnya adalah generasi yang nirkreativitas.</span><br /><br /><span class="fullpost">Perubahan sosial, baik yang direncanakan maupun yang tidak dapat dikategorikan ke dalam hal di atas yang pada intinya adalah pengupayaan ke arah yang lebih baik dengan mencoba mereduksi dampak negatif dari social change itu. Siklusnya dapat dicerna melalui adanya rekayasa sosial (social engineering), rekontruksi sosial (social recontruction). Pada tahap ini akan muncul sikap menerima (receive) ataupun berupaya menolaknya (defence). Kemudian, dalam upaya menghindari bentrok budaya (paling tidak dalam paradigma) pemikiran) maka pada saat itu dibutuhkan agen-agen perubahan (social agent) sebagai media penyampai agenda perubahan itu. Apabila, perubahan itu muncul sebagai yang tidak direncanakan, maka peran itu akan digantikan oleh sosok atau figur yang dapat menjembatani perubahan yang sedang terjadi.</span><br /><br /><span class="fullpost">Dengan begitu, perubahan yang sedang terjadi dan akan terjadi, maupun yang direncanakan ataupun tidak (kurang) direncanakan tidak akan mengalami benturan kebudayaan (peradaban) pada masyarakat kekinian. Justru dengan demikian, yang tengah terjadi adalah pemerkayaan khasanah kebudayaan dan bukan pergeseran. Dengan begitu, hipotesa kebudayaan selanjutnya adalah bahwa tidak akan pernah terjadi pergeseran kebudayaan apalagi upaya meninggalkan budaya lokal itu yang meskipun pada tataran performa seolah-olah kebudayaan itu telah bergeser atau ditinggalkan. Perubahan yang demikian itu justru harus dimaknai sebagai upaya pemberdayaan dan pemerkayaan kebudayaan itu sendiri sebagai system makna (system of meaning).</span><br /><br /><span class="fullpost">TREND GLOBAL</span><br /><span class="fullpost">Suatu hal yang tak dapat dielak dan dipungkiri bahwa pola kehidupan manusia pada saat ini adalah bahwa manusia kini diperhadapkan pada situasi yang ambigu. Menolak dan menerima perubahan sosial sebagai dampak kemajuan. Opsi untuk menolak dihantui oleh resistensi dari dalam diri pribadi dan lingkungan yang secara phisikologis akan turut mempengaruhi penolakan itu. Yaitu adanya ketakutan terhadap anggapan sebagai person yang primitif, tradisional dan konvensional. Sementara untuk menerima perubahan itu juga menimbulkan benturan psikologis dimana seseorang pelaku itu dicap sebagai orang yang kurang (tidak) menghargai kebudayaannya.</span><br /><br /><span class="fullpost">Sirkumstansi yang demikian itu adalah opsi yang begitu sulit untuk dapat diterima, paroksi psikologis menjadi hambatan utama antara opsi menerima dan menolak. Akan tetapi, kecenderungan yang terjadi adalah bahwa perubahan itu adalah suatu hal yang tidak mungkin dapat dibatasi apalagi dihempang. Justru, kepiawaian kita dalam menerjemahkan perubahan itu ke dalam diri kita sendiri, meresap dalam diri kita, kemudian akan memancarkan aura perubahan terhadap sikap dan prilaku kita. Dengan begitu, apakah hal yang demikian itu juga disebut telah merubah kebudayaan? Tentu jawabnya adalah tidak. Perubahan yang terjadi dewasa ini adalah kewajiban yang harus diterima, dan oleh sebab itu maka yang terjadi di seputar perubahan itu adalah trend ataupun kecenderungan yang senantiasa dimaknai.</span><br /><br /><span class="fullpost">Tantangan yang justru dihadapi adalah sampai seberapa jauh kita mampu memadukan perubahan dengan kebudayaan itu? Namun demikian, maksud utamanya adalah bukan dengan menolak kebudayaan global yang sedang mendunia. Di sini dibutuhkan pemahaman dan pengertian kita untuk menerjemahkan perubahan itu sehingga tidak menimbulkan distorsi bagi kepribadian dan kebudayaan yang menggejala. Kekuatannya justru terletak pada diri kita sendiri bahwa apa yang akan kita ambil dan maknai dari perubahan itu, dan seberapa mampukah kita menerjemahkannya ke dalam kebudayaan kita.</span><br /><br /><span class="fullpost">Apakah seorang Papua yang modern adalah orang yang tidak (lagi) menggunakan budaya Papua itu dalam kehidupannya sehari-hari? Apakah orang Papua akan dikenal sebagai orang yang tidak maju apabila atribut Habatahon masih menempel pada dirinya? Lantas bagaimana pula kebudayaan yang lahir akibat perpaduan dua unsur budaya suku yang berbeda akibat adanya kawin campur, misalnya orang Papua dengan Jawa? Keutamaan dari pola seperti ini adalah adanya pemerkayaan budaya lokal itu sendiri yakni pencapaian ke arah peradaban yang lebih sempurna. Anggapan itu dapat dimaknai sebagai dampak perubahan terutama dalam menghargai waktu, benda dan segala bentuk ragam unsur budaya.</span><br /><br /><span class="fullpost">Atribut-atribut budaya lokal seolah-olah terancam akibat budaya global seperti masuknya berbagai komoditas global, pengaruh dan tindakan yang dipancarluaskan oleh berbagai media penyampai seperti TV dan media cetak lainnya. Akibatnya kita akan lebih menghargai semua itu dengan waktu dan dengan adanya tuntutan tugas yang mesti dilakukan. Keadaan ini justru akan merubah kita yang tanpa disengaja telah melahirkan berbagai interpretasi atas diri dan prilaku kita.</span><br /><br /><span class="fullpost">Dalam pada itu, situasi dan kondisi dimana budaya lokal akan dipertaruhkan di tengah kancah kebudayaan global, sepertinya melahirkan kontroversi dan paradigma yang berbeda dalam memandang budaya global itu. Sebahagian tidak menginginkan adanya perubahan dalam kelokalan budayanya dan tanpa disadari tindakan yang dilakukan telah merubah keaslian kebudayaan itu. Justru dengan begitu, kita dapat memaknai bahwa perubahan itu akan senantiasa terjadi dan tanpa kita sadari akan meresapi diri kita dan masuk ke dalam pola perilaku dan tindakan kita. Oleh karenanya, kebudayaan akan semakin mantap, bertahan dan lestari.</span><br /><br /><span class="fullpost">Pertanyaan terakhir adalah menyangkut kita sebagai pemuja kebudayaan (idols of culture) kita. Adakah kita berupaya memajukan kebudayaan kita itu, atau malah membiarkan budaya kita itu terlindas oleh budaya global? Dan sampai sejauh manakah pengakuan kita terhadap kebudayaan kita itu? Oleh karenanya, penting dilakukan kembali kaji ulang terhadap kepribadian kita yakni bukan secara langsung melontarkan bahwa kebudayaan kita itu adalah tidak maju, tidak modern dan miskin dan terbelakang. Jika demikian yang terjadi maka kebudayaan kita itu akan mengalami pendangkalan makna akibat erosi pemerkayaan dan pemajuan budaya lokal itu.</span><br /><div style="text-align: center;"><span class="fullpost">Sumber: http://www.silaban.net</span></div></div>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-75122762522157270262009-02-27T12:24:00.006+07:002009-03-01T17:03:03.023+07:00Buatmu TersayangEntah apa yang ada dalam pikiranmu. Kau masih terdiam di situ. Tanpa kata. Tanpa gerakan. Laksana karang. Hanya memikirkan orang ketiga yang hadir antara kita dan mengorbankan semuanya padanya.<br /><br />Mata itu, setiap kali matahari memanggang bumi, selalu membawaku ke sebuah mata air pegunungan. Menikmati damai. Engkau tahu itu. Tapi kini, semuanya tidak jelas akan seperti apa. Ya, hati seperti itulah yang kerap kali hadir dalam bayang-bayangku.<br /><br />Selaksa kabut pekat yang dihasung bala tentara Iblis selama ini telah membuat kita selalu salah dalam mengeja cinta. Aku bisa bayangkan, para kurcaci selama ini terbahak-bahak saat melihat kita dengan terbata-bata menyimpulkan bahwa cinta adalah memiliki, menikmati, dan menguasai. <span class="fullpost"><br /><br />Atas nama cinta, berdua kita teguk puluhan sepi. Atas nama cinta pula aku menuntutmu berbagi kekuasaan atas lentik jemari indahmu. Bahkan juga atas nama cinta, kumakruhkan senyum manismu itu atas seluruh pria jagad raya. Ah, Padahal cinta tidak pernah menuntut apa-apa, meski hanya sekedar jawaban “I love you too” (beuu kawedani, puyayuwa?). Bahkan cemburu pun bukan tanda dari cinta. Ia hanyalah sepenggal egoisme. Cinta itu memberi, bukan menerima, apalagi menuntut. Satu-satunya yang dikehendaki cinta hanyalah kebahagiaan bagi orang yang kita cintai. Mungkin seperti Itu saja kaa...apa?<br /><br />Pernahkah kau menengadah ke langit dan bertanya, di manakah Tuhan Kau menyimpan kebahagiaan? Tataplah butiran-butiran yang diturunkan ke bumi itu. Bukan, itu bukan sekedar serpihan-serpihan nada. Itu adalah sebuah lantuanan lagu buatmu. Maka rapat pejamkan matamu, lebar bukalah hatimu. Bacalah, manisku. Sebentar lagi kau akan tahu, letak kebahagiaannya. Kekasih seharusnya membawa terbang kekasihnya.<br />Tidakkah kau ada waktu untuk membalas sapaan angin? Kemarilah sayang, di bawah kelebatan cahaya lilin, aku ingin mengajakmu mendengarkan bisikannya. Sebentar lagi kau akan tahu bahwa puluhan teguk sepi milik kita ternyata adalah mata-mata pisau yang merobek-robek sayap. Kita telah tidak hanya salah jalan. Tulang-tulang kita juga remuk redam begitu parah. Sekarang aku yang merasakan, sebentar lagi kau akan rasakan betapa sakitnya dari semuanya itu.<br /><br />Waktu yang sedang berjalan ini belum jelas arahnya akan kemana. Mudah-mudahan engkau mengerti.<br /><br />Tapi jujur kuakui, semua ini terasa perih. Andaikan saja engkau dari tadi menghitung berapa kali aku menarik nafas panjang, kau juga pasti akan tahu betapa ada berton-ton batu di pundakku. Namun seperti yang biasa kau katakan padaku setelah berbincang dengan kupu-kupu, pengorbanan adalah kata kunci dari segala apa yang ingin kita raih. Akankah semua musnah menjadi debu, terbang disapu angin, dan hilang dalam tiada.<br /><br />“Yang aku tahu, Tuhan tidak pernah meminta kita membayar apa yang kita minta kepada-Nya dengan cara melupakan orang yang kita cintai,” lanjutmu menghempaskanku ke rerumputan, menelanjangi kemunafikanku. Sejatinya, aku pun tidak akan kuasa menghapus sejarahmu dari benakku. Bagaimana itu bisa kulakukan bila hampir di setiap penghujung malam, namamu selalu kusebut di antara puluhan lembar lagu cinta. Aku pun terdiam, dan memang giliranmu untuk bicara.<br /><br />“Aku tidak tahu harus bicara apa. Ada saatnya kata tidak bisa menjelaskan apa-apa ”<br />Terasa berat melepaskanmu, jika itu terjadi, seberat langkah gontaimu di senja yang merah ini. Semoga alam raya esok pagi akan menjadi saksi di hadapan-Nya atas apa yang terjadi pada kita hari ini. Aku hanya selalu berharap, agar semuanya kembali seperti semula........... 5emog@!!!<br /><br />saran, kritik dan curhat boleh kirim lewat e-mail: <span style="font-style: italic;">egeidaby@yahoo.com thank's!!</span><br /></span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635694089109424525.post-22733456710552498822009-02-19T12:22:00.001+07:002009-02-19T12:25:49.326+07:00Sekilas Dogiyai Dalam Pembangunan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/SZztKl8hlKI/AAAAAAAAAG0/TXnEoAYD2po/s1600-h/foto3_jerry+jalan+trans+nabire-paniai+di+km+164.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_tnDFC7obwA4/SZztKl8hlKI/AAAAAAAAAG0/TXnEoAYD2po/s400/foto3_jerry+jalan+trans+nabire-paniai+di+km+164.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304375227376047266" /></a><br /><span style="font-style:italic;">Dogiyai – Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun adalah satuan perencanaan yang dibuat oleh pemerintah Orde Baru di Indonesia. Berbagai program pembangunan dicanangkan melalui program pembangunan jangka panjang (PJP) I dan PJP II (lampiran 2). Untuk meningkatkan pembangunan di luar pulau Jawa, Bali dan Madura (JABAMA) maka PJP I dalam Repelita II (tahun 1974 – 1979) bertujuan meningkatkan pembangunan di luar JABAMA termasuk Papua melalui program Transmigrasi dengan jumlah anggaran Rp.8.386,4 Milliar.</span><br /><br />Dalam sejarah Kabupaten Nabire, telah memekarkan menjadi 3 kabupaten diantaranya kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Paniai, dan Kabupaten Dogiyai dalam tahun 2008. Untuk itu, demi memenangkan pilkada Kabupaten Dogiyai pada tahun 2010 mendatang, maka elit politik kabupaten Dogiyai melirik peluang politik di kabupaten Dogiyai. Ke-35 Parpol yang lolos verifikasi di Tingkat Pusat pun kini telah hadir di kabupaten Dogiyai untuk bertarung memenangkan PEMILU Legislatif dan Pilkada 2010. <br />Aspirasi pembentukan Kabupaten Dogiyai memang sebuah proses panjang sejak tahun 2004. Usulan pemekaran muncul dari Kamu dan Mapia, dua distrik yang terdekat dengan Kigamani, calon ibu kota Kabupaten Dogiyai. Ketika wacana pemekaran Nabire berkembang, banyak orang meyakini bahwa pembentukan Kabupaten Dogiyai adalah jalan bagi percepatan pembangunan di tujuh distrik pendukungnya. Dogiyai dalam kerangka Pemerintah Indoensia, pada zaman orde baru telah mengalami Pembangunan dalam program Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang berlangsung sekitar 31 tahun sejak tahun 1969. Selama 30-an tahun Pembangunan Fisik tak kelihatan. Jalan setapak di tengah hutan pun belum ada. hingga masuk tahun 1080-an Jalan dalam Kecamatan (sekarang Distrik) mulai dibuka termasuk sekolah-sekolah Inpres. Untuk transportasi keluar daerah selain antara kedua Kecamatan Mapia dan Kecamatan Kamuu dihubungkan oleh Jalan setapak ditengah hutan yang terbentang antara Kampung Idadagi dan Bomomani Ibu kota Kecamatan Mapia. <span class="fullpost"><br /><br /><br />Hingga kini tujuh distrik di Dogiyai, baru dilengkapi 59 SD, lima SMP, dan dua SMA. Untuk melayani 68.712 jiwa penduduk, juga hanya ada tujuh puskesmas. Padahal, potensi ekonomi di tujuh distrik tersebut cukup besar, khususnya di sektor pertanian. Dijelaskan Wakil Ketua DPRD Nabire, Penias Pigai bahwa Diharapkan dengan pemekaran, pembangunan akan lebih merata. Pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan serta peningkatan kesejahteraan rakyat akan lebih terjamin dengan pemekaran itu. <br /><br />Pengesahaan UU Pembentukkan Dogiyai diterima DPRP, setelah melalui perjuangan yang sangat panjang di tingkat daerah hingga di tingkat Pusat di Jakarta. Pada 1 Maret 2007 Panitia Ad Hoc I DPR menyatakan, pemekaran Kabupaten Nabire layak dilanjutkan. Rancangan undang-undang pembentukan Kabupaten Dogiyai pun kemudian direkomendasikan untuk dibahas. Kabupaten Dogiyai dibentuk dari tujuh distrik (setingkat kecamatan), yaitu Distrik Ikrar, Kamu, Kamu Selatan, Mapia, Mapia Barat, Sukikai, dan Siriwo (bukan lima distrik sebagaimana dinyatakan dalam Rancangan Undang-Undang atau RUU Pembentukan Kabupaten Dogiyai, dengan Luas tujuh distrik itu berdasarkan data Kabupaten Nabire dalam Angka 2006 adalah 2.627,01 kilometer (km) persegi (RUU Pembentukan Kabupaten Dogiyai menyatakan 4.237,4 km. Luas awal Nabire selaku kabupaten induk adalah 13.397,59 km persegi. Meski luas ketujuh distrik itu hanya seperlima luas kabupaten in duknya, diperkirakan 68.712 jiwa (lebih dari 41 persen) penduduk Kabupaten Nabire nantinya menjadi penduduk kabupaten baru tersebut. <br />Tanpa alasan yang jelas, belum ada interpretasi data perencanaan tata ruang dan kota Kabupaten Dogiyai, Saat ini Kigamani yang berada di tengah dinilai strategis dalam rangka mendekatkan akses warga ke pemerintah. Sayangnya, infrastruktur masih menjadi persoalan besar di Nabire. Dari 1.000,76 km jalan di Nabire, 636,36 km di antaranya dalam kondisi rusak dan sulit dilalui kendaraan bermotor. Infrastruktur Pemerintah di Kigamani akan mendapat tantangan dalam Pengelolahan Sumber Daya Alam dan Letak Kigamani yang persis di pinggir jala raya Trans Papua yang menghubungkan antara Nabire-Moanemani.<br /><br />Ketujuh Distrik memiliki masalah terbesar adalah perhubungan/Transportasi karena letak geografis yang jauh di Pedalaman. Mahalnya jasa transportasi udara menggunakan Pesawat Twin Otter atau Cessna milik maskapai Penerbangan AMA atau MAF adalah Satu-satunya jasa transportasi yang diharapkan sebelum jalan trans Papua tembus di Bomomani, Kamuu hingga Enaro (Paniai). Sehingga potensial hasil Perkebunan Kopi, Ubi jalar, Kacang, Ubi Talas serta hasil komoditi masyarkata lokal daerah Kamu Mapia tidak terakomodir.<br /><br />Meskipun jalan Trans Papua masuk wilayah pedalaman Nabire (Kamuu-Mapia), Potensi itu belum tergali sebagaimana mestinya. Kini produk yang dihasilkan daerah tersebut hanyalah jagung, ketela pohon, ubi jalar, kedelai, dan sayuran. Volume produksinya pun tidak signifikan dibandingkan dengan total produksi komoditas sejenis di Kabupaten Nabire pada tahun 2005. Kalaupun ada yang menonjol, Distrik Kamu dan Kamu Selatan adalah penghasil ubi jalar terbesar di Dogiyai. Pada tahun 2005 volume panennya mencapai 2.844 ton, sekitar 27,6 persen dari total produksi ubi jalar sebelum Dogiyai dimekarkan dari Kabupaten Induk Nabire. <br /><br />Ketika jalan Trans Papua masuk Ke Pedalaman Papua, Kamuu-Mapia, Propinsi Papua (Irian Jaya, waktu itu) hanya terdiri dari 9 Kabupaten diantaranya Kabupaten Jayapura, Wamena, Biak, Serui, Nabire, Manokwari, Sorong, Fakfak dan merauke. Namun setelah Propinsi Papua dimekarkan menjadi 27 Propinsi melalui beberapa tahap pemekaran wilayah Kabupaten. Pemekaran Tahap pertama dijalankan dengan biaya sekitar Rp.25milliar dengan rincian sumber dana APBD Pemerintah Daerah Nabire Rp.20milliar ditambah dengan Dana bantuan Pemerintah Propinsi Papua sebesar Rp.5milliar dalam tahun 2007 lalu. Sedangkan tahap berikutnya, tahun 2008 dialokasikan dana APBD sebesar Rp.20milliar ditambah dengan dana Pemerintah Daerah Propinsi Papua sebesar Rp.5milliar.<br /><br />Usaha demi usaha para wakil rakyat, kepala daerah, pimpinan dan elit lokal tetap berusaha dan berjuang pemekaran wilayah bagi daerah-daerah yang terpencil dan tertinggal jauh dalam kerangka Pembangunan Nasional. Tak heran demi mempertahankan kepentingan partai, golongan dan keluarga bahkan kepentingan pribadi, para pejabat pun bermain uang untuk berkuasa menjabat serta memperluas wilayah kekuasaan di Dogiyai. (Willem Bobii)<br /><br />Sumber: www.tabloidjubi.com</span>Meedetaidahttp://www.blogger.com/profile/15064324701115111204noreply@blogger.com0